ABSTRAK
Penelitian ini berlatar belakang tingginya tingkat cemaran udara di kota Semarang yang melebihi ambang standar baku mutu udara (kadar CO mencapai 200 ppm dari rentang normal 101-199 ppm) menurut KEP.107/KABAPEDAL/11/1997. Menurut penelitian Jakarta Urban Development Project konsentrasi timbal di beberapa kota besar mencapai 1,7-3,5 mikrogram/meter kubik (μg/m3), hidrokarbon mencapai 4,57 ppm (baku mutu pp 41/1999 : 0,24 ppm), NOx mencapai 0,076 ppm (baku mutu 0,05 ppm) dan debu mencapai 172 mg/m3 ( baku mutu : 150 mg/m3).Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi lama bekerja dengan kapasitas vital paru operator SPBU Sampangan Semarang.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua pekerja operator SPBU Sampangan Semarang sebanyak 20 orang. Keseluruhan pekerja operator tersebut diambil sebagai sampel. Lama bekerja sebagai variabel bebas dan kapasitas vital paru sebagai variabel terikat. Instrumen pengukuran kapasitas vital paru menggunakan instrumen spirometer Riester, sedangkan instrumen lama bekerja menggunakan kuesioner.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan (P>0,05) antara lama bekerja dengan kapasitas vital paru ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi Rank Spearman rs sebesar -0,434 yang mana lama bekerja tidak berpengaruh terhadap penurunan nilai kapasitas vital paru pekerja.
Saran yang muncul dari penelitian ini antara lain : agar dilakukan upaya preventif berupa pemeriksaan kesehatan dan fungsi paru secara berkala selain penyediaan APD masker dan rotasi kerja pada operator SPBU.