ABSTRAK
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah adakah hubungan antara Getaran Mesin pada pekerja bagian Produksi dan Carpal Tunnel Syndrome Industri Pengolahan Kayu Brumbung Perum Perhutani unit I Jawa Tengah Tahun 2007. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara Getaran Mesin pada pekerja bagian Produksi dan Carpal Tunnel Syndrome Industri Pengolahan Kayu Brumbung Perum Perhutani unit I Jawa Tengah Tahun 2007.
Jenis penelitian ini adalah explanatory reseach dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian adalah seluruh operator mesin bagain produksi sejumlah 43 orang. Sampel yang diambil sejumlah 33 orang yang diperoleh dengan menggunakan teknik restriksi. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1) vibration meter, 2) lembar hasil pengukuran intensitas getaran. Data penelitian ini diperoleh dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui kuesioner, tes phallen, tes tinnel, pengukuran getaran alat kerja. Data sekunder diperoleh dengan cara melihat data yang direkap oleh perusahhan seperti umur responden, masa kerja, jumlah operator mesin, jenis alat yang digunakan, gambaran umum perusahaan. Data yang diperoleh dalam penelitian ini diolah dengan menggunakan statistik uji chisquare dengan derajat kemaknaan ( ά ) = 0,05.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar responden menderita carpal tunnel syndrome 57,6 % dan tidak menderita carpal tunnel syndrome 42,4 %. Dari uji statistik didapatkan nilai p-value untuk hubungan antara getaran mesin dan carpal tunnel syndrome sebesar 0,001 dengan nilai OR sebesar 39.
Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan ada hubungan antara getaran mesin dan carpal tunnel syndrome. Berdasarkan hasil penelitian saran yang diajukan adalah memberikan peredam pada bagian alat yang berhubungan dengan pekerja, peningkatan pengetahuan tentang bahaya getaran, pemeriksaan kesehatan berkala, menerangkan cara pencegahan carpal tunnel syndrome, desain peralatan kerja supaya tangan dalam posisi natural saat kerja, modifikasi tata ruang kerja untuk memudahkan variasi gerakan, mengubah metode kerja untuk sesekali istirahat pendek (menimal 2 menit setiap 30 menit kerja pada bagian tangan yang terpapar langsung getaran).