ABSTRAK
Menurut hasil kegiatan program P2 TB Paru di Kabupaten Kudus, dari tahun 1999-2005 error rate (angka kesalahan laboratorium) masih diatas 5% yaitu berkisar 10-15%, sedangkan pada triwulan 1 tahun 2006 error rate mencapai 13,6%, hal ini menyebabkan error rate di Kabupaten Kudus menduduki peringkat 1 di Jawa Tengah. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah adakah hubungan antara karakteristik petugas laboratorium TB Paru Puskesmas dengan error rate hasil pemeriksaan dahak tersangka TB Paru di Kabupaten Kudus Tahun 2006. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara karakteristik petugas laboratorium TB Paru Puskesmas dengan error rate hasil pemeriksaan dahak tersangka TB Paru di Kabupaten Kudus Tahun 2006.
Jenis penelitian ini adalah penelitian penjelasan (explanatory reseach) dengan pendekatan cross sectional. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah latar belakang pendidikan, pelatihan, pengetahuan tentang pemeriksaan dahak secara mikroskopis langsung, status kepegawaian, masa kerja dan beban kerja sedangkan variabel terikatnya adalah error rate. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh petugas laboratorium TB Paru Puskesmas di Kabupaten Kudus sejumlah 21 orang. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Data primer diperoleh melalui wawancara. Data sekunder diperoleh dari data di Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan uji chi square dengan tingkat kemaknaan (α) 0,05.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa karakteristik petugas yang berhubungan dengan error rate adalah pelatihan (p= 0,012, CC= 0,506), pengetahuan tentang pemeriksaan dahak secara mikroskopis langsung (p= 0,004, CC= 0,594), status kepegawaian (p= 0,025, CC= 0,484), masa kerja (p= 0,004, CC= 0,594),dan beban kerja (p= 0,025, CC= 0,484).
Berdasarkan hasil penelitian saran yang diajukan adalah hendaknya pelatihan diberikan kepada semua petugas laboratorium TB Paru Puskesmas secara rutin setiap tahun karena pelatihan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam hal pengetahuan, sikap dan ketrampilan.