SARI
Lingkungan yang sehat merupakan sita-cita setiap orang, baik di lingkungan udara terbuka maupun lingkungan udara tertutup seperti lingkungan dalam gedung perkantoran. Kesehatan lingkungan dalam suatu gedung atau ruangan berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat, terutama kesehatan orang yang bekerja di dalamnya. Kualitas lingkungan udara kurang baik akan menimbulkan gangguan kesehatan. Salah satu fenomena gangguan kesehatan yang berkaitan dengan kualitas udara dalam ruangan adalah sick building syndrome (SBS). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang polutan udara dan mencari hubungan antara kualitas udara dalam gedung dengan Sick Building Syndrome. Desain penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel sebanyak 40 orang diambil secara purposive sampling, dengan kriteria tertentu yang telah ditetapkan. Metode pengumpulan data menggunakan metode penelitian deskriptif. Pengambilan data dengan pengukuran parameter kualitas udara yang meliputi pengukuran kadar debu, suhu, kelembaban dan kecepatan gerak udara dan pengukuran SBS dengan menggunakan angket. Analisis data menggunakan analisis univariat meliputi gambaran tingkat pencemar udara, karakteristik responden (umur, status gizi dan lama bekerja) dan kasus SBS dan analisis bivariat menggunakan uji tes chi square untuk mengetahui apakah fenomena SBS terjadi di tempat penelitian (gedung Telkom Divre IV Jateng-DIY).
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara kualitas udara pada ruangan berpendingin sentral dan SBS dengan nilai X2 5,170 pada p < 0,05. Nilai koefisien contigency sebesar 0,338, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan lemah antara kualitas udara dengan SBS. Perhitungan odds rasio diperoleh angka sebesar 5,625, ini berarti bahwa orang yang tinggal di lantai VII mempunyai kemungkinan untuk mengalami SBS 5,625 kali dibandingkan orangorang yang tinggal di lantai I.
Saran yang dapat diberikan untuk meningkatkan kenyamanan pengguna gedung, maka perlu pengaturan sistem ventilasi ruangan khususnya suhu ruangan dan kelembaban udara sesuai dengan suhu dan kelembaban ideal dalam ruang, perlu dilakukan pembukaan jendela-jendela minimal satu minggu sekali, perlunya adanya pembersihan AC secara rutin minimal satu bulan sekali, pengukuran kualitas fisik, kimia dan mikrobiologi udara secara berkala minimal 3 bulan sekali dan untuk penelitian lebih lanjut perlu dilakukan pengambilan sampel lebih banyak agar kekuatan tes lebih baik.