ABSTRAK
Berdasarkan survei pendahuluan didapatkan keluhan subyektib dari 20 pekerja ruangan bagian Moulding bahwa 15 orang responden (75%) merasakan panas pada saat bekerja, 16 orang (80%) responden merasakan cepat merasa haus saat bekerja, dan 14 orang (70%) responden merasakan gangguan konsentrasi menurun pada saat bekerja. Lingkungan panas berasal dari atap dan mesin proses produksi, dengan kondisi seperti ini sangat membahayakan kesehatan tenaga kerja. Iklim kerja yang melebihi 26,70C tidak hanya menggangu produktivitas tetapi membahayakan kesehatan pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tekanan darah tenaga kerja sebelum dan sesudah terpapar tekanan panas bagian Moulding Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah Semarang dan mengetahui bahawa tekanan darah sesudah terpapar tekanan panas pada bagian Moulding Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah Semarang.
Jenis Penelitian Yang digunakan adalah explanatory dan metode yang digunakan adalah cros sectional. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 46 orang dan sampel yang diambil adalah 31orang diperoleh dengan teknik restriksi.
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah Questemp, Sphigmomanometer, Stetoskop, kuesioner, dan lembar pencatatan data. Data penelitian ini diperoleh dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengukuran tekanan darah dan pengukuran tekanan panas, selain itu dari observasi dan wawancara. Sedangkan data sekunder diperoleh dari dokumen perusahaan yang terkait. Analisa statistik menggunakan uji Wilcoxon Match Pair Test. Dari hasil penelitian menunjukkan rata-rata tekanan panas dengan ISBB adalah 29,590C. Berdasarkan hasil uji statistik untuk tekanan darah arteri rata-rata sebelum dan sesudah terpapar tekanan panas didapatkan hasil nilai p = 0,025 dimana (p<0,05). Sedangkan untuk tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah terpapar tekanan panas didapatkan p= 0,02 dimana (p<0,05) dan tekanan darah diastolik p= 0,297 dimana (p>0,05).
Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan ada perbedaan tekanan darah sistole dan tekanan darah arteri rata-rata pada pekerja sebelum dan sesudah terpapar tekanan panas, dan tekanan darah sesudah terpapar tekanan panas cenderung menurun dari pada sebelum terpapar tekanan panas, sedangkan tekanan darah diastole tidak ada perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah terpapar tekanan panas pada pekerja bagian Moulding Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah Semarang. Saran yang dapat diajukan pada pihak perusahaan adalah lebih memperhatikan ruangan kerja bagian moulding dan bagi tenaga kerja diwajibkan mengkonsumsi air minimal 5 gelas selama bekerja.