ABSTRAK
Tuberkulosis Pam (TB Paru) merupakan masalah utama kesehatan masyarakat dunia. Di Indonesia prevalence rate adalah 240 per 100.000 penduduk dengan CFR 24,5%. Pada tahun 1995, WHO merekomendasikan strategi DOTS (Directly Observed Treatment Short-course) untuk: menanggulangi TB Paru dengan target kesembuhan minimal 85%.
Untuk itu telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetabui karakteristik penderita TB Paru yang berobat dengan menggunakan strategi DOTS di RSU Kabanjahe Kabupaten Karo tahun 2001-2005. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan desain case series dengan populasi sebanyak 368 orang, sedangkan sampel 192 orang diambil menggunakan systematic random sampling.
Distribusi proporsi penderita TB paru terbanyak pada golongan umur 1555 tahun (79,7%), jenis kelamin laki-laki (65,1%), suku Karo (74,0%), agama Protestan (70,8%), pendidikan SD/SLTP (50,0%), pekerjaan wiraswasta (32,8%), status kawin (70,3%), tipe penderita adalah kasus baru (86,5%), pengobatan kategori-l (63,5%), PMO adalah keluarga (60,4%), patuh berobat (84,4%), mengalami konversi sputum (93,8%), hasil akhir pengobatan adalah sembuh (60,9%).
Berdasarkan analisa statistik uji Chi Square tidak ada perbedaan hasil akhir pengobatan dengan petugas PMO; dimana p>0,05. Sedangkan untuk mengetahui perbedaan distribusi proporsi basil akhir pengobatan berdasarkan jenis kelamin, kategori obat, kepatuhan berobat, tidak dapat disimpulkan karena ditemukan sel-sel nilai harapan kurang dari 5, sedangkan tipe penderita ditemukan sel-sel nilai harapan kurang dari 1.
Diharapkan penderita menjalani pengobatan secara teratur sampai dinyatakan sembuh oleh petugas kesehatan. Diharapkan kepada petugas kesehatan supaya penanganan kasus dengan tipe penderita kambuh lebih diperhatikan, karena hal ini berbahaya terhadap penularan kepada orang lain