ABSTRAK
Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya mata pelajaran matematika perlu dicarikan upaya-upaya yang tepat dan efektif serta efisien. Salah satu upayanya adalah pemilihan metode pembelajaran yang lebih menekankan pada aktivitas belajar siswa dan bukan pada aktifitas mengajar guru. Ada beberapa metode pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika. Salah satunya adalah pembelajaran problem solving.
Pembelajaran Problem Solving merupakan suatu pembelajaran yang ber-pusat pada keterampilan pemecahan masalah, yang diikuti dengan penguatan kreatifitas. Pembelajaran ini dapat merangsang pengembangan kemampuan ber-pikir siswa secara kreatif dan menyeluruh, karena dalam proses belajarnya, siswa benyak melakukan mental dengan menyoroti permasalahan dari berbagai segi dalam rangka mencari pemecahan. Selain itu, pembelajaran ini juga dapat membuat pendidikan di sekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan, khusu-nya dengan dunia kerja.
Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif, karena data yang diperoleh berupa angka hasil tes. Pree-test diberikan sebelum siswa mendapat perlakuan (diajar dengan pembelajaran problem solving). Dan post-test diberikan setelah siswa mendapat perlakuan.
Dari tabel hasil Uji-t dengan program SPSS.12, nilai thitung sebesar 12,291 dan ttabel sebesar 1,71 dengan taraf signifikan 5%. Kriteria penolakan/penerimaan hipotesis dalam penelitian ini adalah Hipotesis alternatif (H1) diterima jika nilai thitung ttabel dan H1 di tolak jika nilai thitung < ttabel. Dari hasil analisis ditemukan bahwa nilai thitung = 12,291 > ttabel = 1,71 dengan yang berarti H1 diterima dan H0 di tolak artinya ada perbedaan yang signifikan antara nilai rata-rata pree-test (P. Biasa) dengan nilai rata-rata post-test (P. Problem Solving).
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa Pembelajaran Problem Solving dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Ma’arif Nurul Mannan Banjar Barat Gapura pada materi pokok SPLDV. Dengan kata lain, Pembelajaran Problem Solving telah berhasil mencapai ketuntasan belajar klasikal secara maksimal yang dibuktikan dengan nilai hasil belajar 20 siswa dari 24 siswa yang mencapai daya serap > 65% atau nilai > 65.