SARI
KEP merupakan keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi. Balita KEP berat umumnya akan dirawat di rumah sakit, karena di rumah sakit terdapat upaya untuk mengobati penyakit penderita (kuratif), disamping upaya-upaya lain seperti promotif, preventif dan rehabilitatif. Setelah masa rawat inap di rumah sakit status gizi penderita KEP berat tersebut akan lebih membaik, namun tidak menutup kemungkinan adanya penurunan status gizi pada penderita KEP tersebut setelah _1 bulan pasca rawat inap di rumah sakit. Penelitian ini mengungkap permasalahan tentang faktor-faktor apakah yang berhubungan dengan status gizi penderita KEP berat pasca rawat inap di rumah sakit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat kecukupan konsumsi energi, tingkat kecukupan konsumsi protein, penyakit infeksi, tingkat pendapatan keluarga, jumlah anak, tingkat pengetahuan ibu tentang gizi dan kesehatan, serta pendidikan ibu (variabel bebas) dengan status gizi penderita KEP berat pasca rawat inap di rumah sakit (variabel terikat).
Penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik dengan menggunakan pendekatan menggunakan studi crossectional dimana untuk pengukuran variabelvariabelnya hanya dilakukan satu kali dan pada satu saat. Pengambilan data dengan alat timbangan berat badan injak, kuesioner, blangko isian, dan KMS.
Populasinya adalah seluruh balita penderita KEP berat pasca rawat inap di rumah sakit Dr. Kariadi Semarang, sampel diambil sebanyak 24 balita dengan tingkat kepercayaan (Z= 95%) dan presisi (d= 20%). Analisis data dengan menggunakan analisis nonparametrik metode Kendall’s tau-b. Hasil penelitian adalah:
1) Ada hubungan (+) yang signifikan antara tingkat kecukupan konsumsi energi dengan status gizi balita KEP berat pasca rawat inap di RS. Probabilitas 0,012 (<0,05) dengan CC +0,473.
2) Ada hubungan (+) yang signifikan antara tingkat kecukupan konsumsi protein dengan status gizi balita KEP berat pasca rawat inap di RS. Probabilitas 0,010 (<0,05) dengan CC+0,489.
3) Ada hubungan (-) yang signifikan antara penyakit infeksi dengan status gizi balita KEP berat pasca rawat inap di RS. Probabilitas 0,012 (<0,05) dengan CC -0,495.
4) Tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendapatan keluarga dengan status gizi balita KEP berat pasca rawat inap di RS. Probabilitas 0,344 (>0,05).
5) Tidak ada hubungan yang signifikan antara jumlah anak dengan status gizi balita KEP berat pasca rawat inap di RS. Probabilitas 0,113 (>0,05).
6) Tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu tentang gizi dan kesehatan dengan status gizi balita KEP berat pasca rawat inap di RS. Probabilitas 0,244 (>0,05).
7) Ada hubungan (+) yang signifikan antara pendidikan ibu dengan status gizi balita KEP berat pasca rawat inap di RS. Probabilitas 0,045 (<0,05) dengan CC +0,375.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka kepada bidan desa serta petugas kesehatan dan gizi disarankan untuk meningkatkan penyuluhan bagi penduduk setempat terutama ibu-ibu tentang gizi, makanan bergizi, memasak bermacammacam makanan bergizi yang murah. Ketua RT/RW disarankan untuk memberi penyuluhan tentang rumah yang sehat, menggalakkan kerja bakti, membersihkan lingkungan dan rumah sendiri, juga mengadakan lomba kebersihan untuk memotivasi penduduk. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk menurunkan besarnya presisi (d) agar sampel yang diambil menjadi lebih besar.