ABSTRAK
Ilmu tentang tumbuh-tumbuhan sudah diisyaratkan dalam Al-Qur’an sebelum ilmu pengetahuan berkembang (QS.An-Nahl:11). Tanaman Kapuk (Ceiba petandra) merupakan tanaman serat yang dibudidayakan di Indonesia. Kapuk termasuk tanaman yang berkembangbiak secara generatif (biji) maupun vegetatif (okulasi). Mengingat pembudiyaan tanaman kapuk relatif rendah, pelestarian plasma nutfah perlu diadakan demi pemeliharaan, penyimpanan, dan perbaikan peningkatan varietas unggul baik dalam bentuk biji maupun tanaman.
Pembudayaan tanaman kapuk dilakukan dengan cara kombinasi yaitu menyemaikan biji unggul (generatif) yang bertujuan menyediakan batang bawah untuk proses okulasi (vegetatif). Hal yang perlu diperhatikan dalam perkembangbiakan dengan biji adalah terjadi kemunduran viabilitas benih Kapuk oleh faktor penyimpanan, sehingga viabilitas benih perlu ditingkatkan dengan teknik priming menggunakan hormon GA3. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui pengaruh priming menggunakan hormon GA3 terhadap viabilitas benih Kapuk (Ceiba petandra).
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang pada bulan Aprir - Mei 2009. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 (dua) faktor dan 3 kali ulangan. Faktor pertama adalah perlakuan lama perendaman, meliputi 6 jam, 24 jam, dan 48 jam. Faktor kedua adalah konsentrasi GA3 dengan 0 ppm, 5 ppm, 10 ppm, 20 ppm, 30 ppm serta 40 ppm. Data yang diperoleh dari penelitian ini dianalisis dengan analisis varian dan untuk mengetahui perlakuan terbaik dilakukan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) dengan taraf signifikan 5%.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh priming menggunakan GA3 terhadap viabilitas benih Kapuk (Ceiba petandra). Perlakuan lama perendaman dalam GA3 yang efektif adalah 24 jam. Perlakuan konsentrasi GA3 dan interaksi konsentrasi dan lama perendaman tidak berpengaruh nyata pada viabilitas benih kapuk. Hasil dari analisis statistik menunjukkan parameter/ pengamatan yang tidak konsisten. Hal ini diduga tidak ditemukan adanya kompatibilitas antara GA3 eksogen dengan GA endogen benih kapuk sehingga GA3 eksogen tidak berpengaruh terhadap beberapa parameter penelitian. Dalam hal ini kemungkinan ada faktor lain yang mempengaruhi perkecambahan benih kapuk.