432. Kepemimpinan Lembaga Pendidikan Dalam Mengintegrasikan Madrasah Dengan Pesantren
ABSTRAK Madrasah merupakan institusi yang bernuansakan Islam dalam segala aktifitas belajarnya. Diharapkan dengan adanya penerapan nilai-nilai Islam ke dalam kehidupan sekolah, maka out put yang dihasilkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat. Begitu juga dengan pesantren, sebagai institusi yang dipercaya berperan sebagai filter terhadap masuknya pengaruh buruk, dan dapat membina IMTAQ anak didik menjadi pribadi yang unggul. Dari dua instansi tersebut, maka akan tercetak kader-kader yang IPTEK dan IMTAQ-nya mantab. Kepemimpinan kepala sekolah adalah kekuatan sentral yang menjadi penggerak kehidupan sekolah. Kepala sekolah dalam suatu lembaga pendidikan merupakan orang pertama dan utama yang paling bertanggungjawab terhadap eksistensi serta kualitas pendidikan yang dipimpinnya. Maju mudurnya suatu lembaga sekolah ditentukan oleh kemampuan memimpin dan menggerakkan semua elemen sekolah baik siswa, guru maupun karyawan. Disamping sebagai penggerak, fungsi kepemimpinan juga berperan melakukan kontrol segala aktivitas guru, staf, dan siswa, sekaligus untuk meneliti persoalan-persoalan yang timbul di lingkungan sekolah. Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis melakukan penelitian di MTs dan Pondok Pesantren Surya Buana Malang dengan rumusan masalahnya (1) bagaimana model kepemimpinan Kepala Sekolah Alam Bilingual Surya Buana? (2) bagaimana bentuk integrasi madrasah dan pesantren di Sekolah Alam Bilingual Surya Buana? (3) Apa saja yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam mengintegrasikan madrasah dengan pesantren? (4) Faktor apa saja yang bisa mendukung dan menghambat kepala sekolah dalam mengintegrasikan madrasah dengan pesantren?. Adapun tujuan dari pembahasan di atas adalah (1) untuk mengetahui model kepemimpinan kepala sekolah Surya Buana (2) untuk mengetahui bentuk integrasi madrasah dan pesantren di Sekolah Alam Bilingual Surya Buana (3) untuk mengetahui upaya yang dilakukan kepala sekolah dalam mengintegrasikan madrasah dengan pesantren (4) untuk mendiskripsikan faktor pendukung dan penghambat dalam mengintegrasikan madrasah dengan pesantren. Metode penelitian yang dipakai adalah deskriptif kualitatif. Sedangkan yang menjadi sumber data adalah kepala sekolah, guru MTs, pembimbing pondok pesantren,siswa MTs dan santri. Dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan, penulis menggunakan metode observasi, interview, dan dokumentasi. Sedangkan data mentah yang diperoleh, dianalisis kemudian dilakukan pengecekan keabsahan data. Penulis melakukan pengecekan dengan membandingkan data yang diperoleh dari informan yang berbeda, juga dengan metode penelitian yang berbeda. Dari perbandingan tersebut akan didapatkan data yang valid. Adapun hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah kepala sekolah dalam kepemimpinannya menggunakan tipe atau model demokratis. Sehingga semua elemen sekolah menjadi unsur yang penting dalam pengembangan sekolah. Program-program yang dicanangkan bersama, dapat berjalan dengan lancar tanpa hambatan yang berarti. Kemampuan kepemimpinan yang dimiliki kepala sekolah, dapat mengintegrasikan madrasah dengan pesantren melalui penerapan sistem boarding school. Dengan harapan dapat mencetak lulusan yang ber-IPTEK sekaligus ber-IMTAQ.
