ABSTRAK Belajar dan pembelajaran adalah kunci keberhasilan dalam pendidikan. Belajar mempunyai andil besar dalam meneruskan kebudayaan dari generasi ke generasi baru. Untuk meneruskan warisan budaya dan mendidik generasi muda agar dapat meneruskan peran tersebut, maka dibutuhkan sebuah teori belajar. Pentingnya belajar dan pembelajaran mendapat perhatian dari para psikolog Barat, sehingga pada awal abad 19 muncullah teori belajar dan pembelajaran. Teori belajar merupakan acuan bagi seorang guru untuk melaksanakan pembelajaran di kelas-kelas. Seorang guru yang profesional akan menyadari pentingnya teori belajar, karena tidak mungkin pembelajaran akan dilaksanakan dengan praktik trial dan error. Pentingnya teori belajar tersebut adalah sebagai upaya untuk melaksanakan belajar dan pembelajaran secara efektif. Sebuah teori akan mampu menjawab persoalan yang sedang dihadapi alam kurun waktu tertentu, dan tidak dapat digeneralisir serta dipertahankan sepanjang masa, sehingga teori belajar terus mengalami perkembangan. Dewasa ini, teori belajar yang banyak diadopsi dari Barat adalah teori belajar konstruktivistik, sebuah teori belajar yang bersifat student center. Teori konstruktivistik menekankan pada aktivitas siswa dalam proses konstruksi pengetahuannya sendiri, dan dalam banyak hal dinilai berhasil dalam mencetak generasi yang cerdas. Generasi yang diharapkan dapat meneruskan budaya bangsa Indonesia bukan hanya generasi yang cerdas, namun juga berakhlak mulia. Teori konstruktivistik yang diadopsi dari Barat, tidak banyak memperhatikan tentang akhlak (etika). Sehingga perlu ada evaluasi ulang tentang teori belajar yang digunakan sehingga tujuan pembentukan generasi cerdas dan berkhlak mulia dapat terwujud. Tokoh pendidikan akhlak yang sering diperbincangkan dalam dunia pendidikan adalah Al-Ghazali, seorang cendikiawan muslim pada zaman Islam klasik. Pemikiran Al-Ghazali dan ulama-ulama Islam klasik tentang pendidikan akhlak masih digunakan di lembaga-lembaga pendidikan, seperti madrasah dan pesantren. Konsep pendidikan akhlak tersebut dinilai berhasil menanamkan akhlak mulia yang diharapkan.. Berangkat dari latar belakang di atas, maka peneliti membahasnya dalam sebuah skripsi dengan judul Studi Komparatif Teori Belajar dan Pembelajaran Konstruktivistik dan Teori Belajar dan Pembelajaran Islam Klasik (Analisis Menurut Pemikiran Bobbi DePorter dan Al-Ghazali). Tujuan akhir dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aspek-aspek persamaan dan perbedaan dari kedua teori terkait dengan belajar, meliputi konsep pengetahuan, konsep tentang anak didik, dan pendidik, belajar dan pembelajaran serta inteligensi. Hal-hal yang relevan antara kedua teori tersebut disintesiskan sehingga dapat diimplikasikan dalam pendidikan Islam yang ada, dan diharapkan dapat membentuk generasi cerdas dan berakhlak mulia. Jenis penelitian ini adalah kajian pustaka (library research). Teknik pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi, teknik analisis data menggunakan content analysis, sedangkan pembahasan menggunakan metode deduksi, yaitu dengan melakukan pengamatan atas hal-hal yang bersifat umum kemudian menarik kesimpulan yang bersifat khusus; metode induksi, yaitu mengamati hal-hal yang yang umum kemudian menarik kesimpulan yang bersifat umum; metode komparasi, yaitu dengan meneliti factor-faktor yang berhubungan dan membandingkan antara faktor satu dengan yang lain; metode sintesis, yaitu menggabungkan atau mengumpulkan kajian untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah. Hasil dari penelitian yang dapat dipaparkan adalah bahwa antara teori belajar konstruktivistik menurut Bobbi DePorter dan teori belajar Islam klasik menurut Al-Ghazali terdapat perbedaan dan beberapa persamaan. Perbedaan secara global tersebut terdapat dalam konsep tentang pengetahuan, sedangkan pada konsep anak didik, pendidik, belajar, pembelajaran, dan intelegensi ada beberapa aspek yang sama. Kedua teori bertujuan menjadikan belajar dan pembelajaran efektif, maksimal dan tidak membebani. Aspek-aspek spiritual dalam teori belajar Islam klasik dibahas menggunakan pendekatan psikologi, sosiologi dan neurology dalam teori belajar konstruktivistik. Satu hal yang menjadikan teori belajar Islam lebih unggul adalah karena adanya penanaman pendidikan akhlak dalam segala aspek, dan tujuan belajar untuk kebahagiaan yang abadi, di dunia dan di akhirat.
Isikan Kata Kunci Untuk Memudahkan Pencarian
Teman KoleksiSkripsi.com
Label
Administrasi
Administrasi Negara
Administrasi Niaga-Bisnis
Administrasi Publik
Agama Islam
Akhwal Syahsiah
Akuntansi
Akuntansi-Auditing-Pasar Modal-Keuangan
Bahasa Arab
Bahasa dan Sastra Inggris
Bahasa Indonesia
Bahasa Inggris
Bimbingan Konseling
Bimbingan Penyuluhan Islam
Biologi
Dakwah
Ekonomi
Ekonomi Akuntansi
Ekonomi Dan Studi pembangunan
Ekonomi Manajemen
Farmasi
Filsafat
Fisika
Fisipol
Free Download Skripsi
Hukum
Hukum Perdata
Hukum Pidana
Hukum Tata Negara
Ilmu Hukum
Ilmu Komputer
Ilmu Komunikasi
IPS
Kebidanan
Kedokteran
Kedokteran - Ilmu Keperawatan - Farmasi - Kesehatan – Gigi
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Keperawatan
Keperawatan dan Kesehatan
Kesehatan Masyarakat
Kimia
Komputer Akuntansi
Manajemen SDM
Matematika
MIPA
Muamalah
Olahraga
Pendidikan Agama Isalam (PAI)
Pendidikan Bahasa Arab
Pendidikan Bahasa Indonesia
Pendidikan Bahasa Inggris
Pendidikan Biologi
Pendidikan Ekonomi
Pendidikan Fisika
Pendidikan Geografi
Pendidikan Kimia
Pendidikan Matematika
Pendidikan Olah Raga
Pengembangan Masyarakat
Pengembangan SDM
Perbandingan Agama
Perbandingan Hukum
Perhotelan
Perpajakan
Perpustakaan
Pertambangan
Pertanian
Peternakan
PGMI
PGSD
PPKn
Psikologi
PTK
PTK - Pendidikan Agama Islam
Sastra dan Kebudayaan
Sejarah
Sejarah Islam
Sistem Informasi
Skripsi Lainnya
Sosiologi
Statistika
Syari'ah
Tafsir Hadist
Tarbiyah
Tata Boga
Tata Busana
Teknik Arsitektur
Teknik Elektro
Teknik Industri
Teknik Industri-mesin-elektro-Sipil-Arsitektur
Teknik Informatika
Teknik Komputer
Teknik Lingkungan
Teknik Mesin
Teknik Sipil
Teknologi informasi-ilmu komputer-Sistem Informasi
Tesis Farmasi
Tesis Kedokteran
Tips Skripsi