ABSTRAK
Pegagan (Centella asiatica (L) Urban) merupakan salah satu tanaman obat yang banyak dimanfaatkan sebagai obat tradisional, termasuk sebagai obat dalam bidang reproduksi yang akhirnya dapat digunakan sebagai kontrasepsi. Pegagan mengandung sejumlah bahan aktif golongan triterpenoid yang merupakan fitosteroid dan diduga mampu mempengaruhi organ-organ reproduksi betina, termasuk perkembangan folikel ovarium. Bahan aktif tersebut dapat memperbaiki sel-sel granulosa ovarium yang dapat menghasilkan inhibidin dan mampu menghambat sekresi hormon gonadotropin khususnya FSH sehingga menyebabkan folikel tidak dapat berkembang.
Penelitian dilakukan di Laboratorium Biosistematik Jurusan Biologi Fakultas Saintek Univesitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang pada bulan Februari sampai April 2010. Penilitian ini bersifat eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 kali ulangan. Apabila terdapat perbedaan nyata maka dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) 5% dan 1%. Perlakuan yang digunakan adalah ekstrak daun pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) dosis 0 mg/Kg BB (kontrol), 125 mg/Kg BB, 200 mg/Kg BB dan 275 mg/Kg BB. Hewan yang digunakan adalah mencit betina fertil sebanyak 24 ekor. Data hasil penelitian meliputi jumlah folikel primer, sekunder, tertier dan de Graff.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) dosis tinggi berpengaruh terhadap perkembangan folikel ovarium mencit (Mus musculus) betina. Penelitian ini memperlihatkan bahwa ekstrak pegagan berpengaruh terhadap penurunan perkembangan folikel primer, sekunder dan tertier pada dosis 125 mg/Kg BB, dan hasil akan semakin turun pada dosis 200 mg/Kg BB, dan 275 mg/Kg BB, dalam penelitian ini tidak ditemukan perkembangan folikel hingga mencapai folikel de Graff.