ABSTRAK
Permasalahan limbah sering menjadi permasalahan bagi industri-industri yang dalam proses produksinya menghasilkan limbah. Apalagi limbah yang dihasilkan termasuk kategori limbah bahan berbahaya dan beracun (limbah B3). Selama ini pengananan limbah B3 diserahkan kepada PT. Persada Pemunah Limbah Industri (PPLI) yang membutuhkan biaya cukup besar. Untuk meminimalisasi biaya yang disebabkan oleh penanganan limbah ini, alangkah lebih baik jika limbah ini dimanfaatkan untuk keperluan yang lebih berguna.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat immobilisasi logam berat (Cr, Cu, Pb, dan Zn) dalam keramik yang telah ditambahkan limbah activated alumina dan sand blasting. Selain itu untuk mengetahui keausan keramik dan persentase penambahan limbah yang optimum dalam pembentukan keramik.
Metode penelitian yang digunakan adalah solidifikasi limbah activated alumina dan sand blasting sebagai keramik. Dalam proses solidifikasi ini, digunakan penambahan variasi limbah activated alumina dan sand blasting 0%, 40%, 45%, dan 50% dalam bahan-bahan keramik. Selanjutnya diberi air secukupnya dan dicetak dengan ukuran 10cm x 10cm x 1cm. Keramik yang sudah dicetak dikeringkan dan dibakar dengan suhu 12000C selama 16 jam, setiap variasi dibuat 15 sampel keramik. Terhadap benda uji keramik yang diperoleh dilakukan uji keausan, uji pH (larutan asam H2SO4, basa NaOH, dan netral aquadest), serta uji lindi (leachate) dengan metode TCLP.
Dari hasil penelitian, dengan adanya penambahan limbah activated alumina dan sand blasting pada konsentrasi 50% menghasilkan keausan terendah sebesar 13,414 mm2/kg, sedangkan keausan terbesar terdapat pada keramik dengan konsentrasi limbah 40% yaitu 81,229 mm2/kg. Hasil ini masih diatas keausan keramik standar dipasaran (Asia Tile : 10,602 mm2/kg dan Diamond : 6,474 mm2/kg) sebagai pembanding. Pada hasil uji pH, diperoleh bahwa adanya pH yang stabil dari setiap variasi. Sedangkan nilai lindi dengan metode TCLP dari setiap variasi bervariatif. Dari hasil yang diperoleh, konsentrasi logam berat (Cr, Cu, Pb, dan Zn) masih dibawah standar baku mutu yang ditetapkan Peraturan Pemerintah No.85 tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah B3. Untuk biaya produksi pembuatan keramik dengan limbah alumina dan sand blasting lebih rendah dari pada biaya produksi keramik biasa.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa limbah activated alumina dan sand blasting dapat dimanfaatkan dalam pembentukan keramik baik dari aspek teknis (keausan), ekonomis, maupun kesehatan dan lingkungan.