ABSTRAK
Pembicaraan mengenai perempuan seringkali dikaitkan dengan jender, terutama mengenai hak dan peran perempuan. Salah satu topik yang menjadi perbincangan bahkan menuai kontroversi adalah perempuan sebagai pemimpin atau kepemimpinan perempuan. Dalil-dalil yang digunakan olek pihak yang berkontroversi pun berasal dari al-Qur’an, kontroversi ini terjadi akibat adanya perbedaan penafsiran oleh sejumlah mufassir yang memunculkan penafsiran yang berbeda antara satu dengan yang lain. Pihak yang menolak keberadaan perempuan sebagai pemimpin memandang bahwa kepemimpinan tidak layak diserahkan kepada perempuan karena perempuan memiliki kekurangan, baik dari segi fisik maupun akal. Pandangan seperti ini tentu saja ditampik oleh pihak yang membolehkan perempuan menjadi pemimpin, mereka berkeyakinan bahwa perbedaan yang ada antara laki-laki dan perempuan bersifat kodrati dan alamiah, dan yang demikian itu justru menjadi kelebihan masing-masing jenis. Akan tetapi dalam masalah hak menjadi pemimpin tidak ada perbedaan antara kedua jenis tersebut.
Penelitian tentang kepemimpinan perempuan dalam karya tulis ini menggunakan metode komparasi yaitu mencoba membandingkan antara penafsiran Al Suyuthi dan Quraish Shihab. Maksud dari penelitian ini diharapkan agar mencapai suatu kesimpulan yang paling akurat dari penafsiran yang diungkapkan Suyuthi dan Quraish Shihab tentang ayat-ayat yang dijadikan dalil oleh pihak–pihak yang menolak kepemimpinan perempuan dan juga yang menerimanya. penelitian ini berbentuk Library research dengan metode kualitatif.
Perbedaan penafsiran yang terjadi dikalangan mufassir, disebabkan adanya perbedaan bentuk dan metode penafsiran, kecenderungan mufassir dan latar belakang sosio kultur. Suyuthi yang menggunakan Tafsir bi al-Ma’tsur, sedangkan Quraish Shihab menggunakan tafsir bi al-Ra’yi dan dengan pendekatan kebahasaan, tentu memunculkan penafsiran yang berbeda meski dalam ayat yang sama. Dan dari kedua penafsiran tersebut, dapat dipetik kesimpulan bahwa kepemimpinan tidak diserahkan berdasarkan jenis kelamin tetapi berdasarkan kemampuan untuk menjadi pemimpin.