Penulis mangambil pembahasan hadits tentang larangan berburuk sangka dalam sunan Turmudzi. Hal ini didasari oleh beberapa tujuan, yaitu keinginan besar penulis untuk mendalami lebih jauh tentang bagaimana kualitas hadits tentang larangan berburuk sangka, bagaimana kehujjahan hadits tentang larangan berburuk sangka, serta bagaimana pemaknaan hadits tentang larangan berburuk sangka.
Untuk memperoleh hasil penelitian tersebut, peneliti menggunakan penelitian hadits yang meliputi metode takhrij, I'tibar, kritik sanad, dan kritik matan. Adapun jenis penelitiannya menggunakan penelitian pustaka (library research) dengan pendekatan deskriptif analitis terhadap data (primer atau sekunder) yang bersifat kualitatif.
Dari hasil penelitian yang diperoleh adalah pertama, kualitas sanad dari hadits yang diriwayatkan al-Turmudzi khususnya Abu Hurairah adalah haditsnya kuat dan dilihat dari jarh wa ta’dil maka beliau tergolong tsiqah, adapun terhadap perawi-perawi lainnya kualitas sanadnya bersambung dan marfu’, sedangkan dari segi matan, hadits tersebut tidak ada pertentangan satu sama lain. maka hadits riwayat al-Turmudzi tentang larangan berburuk sangka yang bernilai Shahih li Dzatihi, kedua, nilai kehujjahan dari hadits tersebut dapat dijadikan hujjah dan dapat diamalkan (maqbul ma’mulun bih), dan ketiga, dalam teori pemaknaan tersebut bahwa prasangka adalah sebagai ucapan dusta karena dusta itu bertentangan dengan realitas.
