ABSTRAK
Limbah selalu menimbulkan masalah lingkungan, apalagi jika tergolong kategori bahan berbahaya dan beracun (B3). Maka perlu adanya penanganan limbah yaitu pemanfataan limbah B3 dari PT. Pertamina UP IV Cilacap yaitu limbah TA5, limbah sandblasting dan limbah alumina sebagai bata tahan api. Bata tahan api dibuat dari campuran limbah dan bahan tambahan berupa feldspar, kaolin, fireclay dan batu andesit. Tujuannya untuk mengetahui tingkat imobilisasi logam berat pada limbah dan untuk mengetahui nilai kuat tekan.
Pengujian bata meliputi: uji kuat tekan, uji TCLP dan uji pH. Dalam komposisi bahan bata tahan api penggunaan proporsi limbah 50%, berdasarkan hasil pengujian, proporsi pemakaian limbah yang mempengaruhi peningkatan nilai kuat tekan adalah variasi formula berturut-turut yaitu TA-5 (20%, 15% dan 10%), sandblasting (20%, 25%, 30%) dan alumina (10% tiap variasi). Kuat tekan terbesar adalah 162 kg/cm2 pada proporsi limbah TA-5 10%, Sandblasting 30% dan Alumina 10%. Tiap limbah dan bahan tambahan bata mengandung unsur silica yang tinggi dan dapat melebur dengan bahan lain pada suhu 1.200ÂșC dan mempengaruhi sifat bata menjadi kuat.
Uji perlindian logam berat yaitu Cr, Cu, Pb dan Zn menggunakan metode Toxicity Characteristics Leaching Procedure (TCLP) menunjukkan bahwa hasil uji awal tiap limbah maupun uji akhir pada tiap formula masih berada dibawah baku mutu yang ditentukan yaitu dalam PP 85 Tahun 1999. Pada uji pH terjadi perubahan pH terhadap bata karena adanya proses lindi dalam bata dan terjadi pengenceran. Bata tahan api tidak ekonomis karena nilai produksi bata tahan api lebih mahal dari pada bata di pasaran karena skala pembuatan bata hanya untuk penelitian.