545. Pola Kepemimpinan KH.Abdullah Hasan Dalam Mengembangkan Pondok Pesantren
ABSTRAK Kepemimpinan kyai merupakan kepemimpinan yang bersifat universal, kyai sebgai pemimpin pesantren, sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, motivator dan dinamisator kehidupan pondok pesantren. Kyai merupakan pemegang kekuasan tertinggi dalam komunitas pesantren yang mampu mengembangkan pesantren menjadi sebuah lembaga pendidikan agama yang dipercaya masyarakat Belung Poncokusumo Kabupaten Malang, telah hadir seorang kyai yang bergerak dalam rangka membawakan Islam. Beliau adalah KH.Abdullah Hasan, peran beliau adalah menda’wahkan Islam yang direalisasikannya dengan mendirikan pendidikan Islam atau pondok pesantren. Disamping da’wahnya dilingkungan masyarakat, sehingga mampu merubah citra masyarakat yang sebelumnya minim dalam pemahaman ajaran Islam. Dalam sekripsi ini, penulis akan menelusuri jejak dan usaha KH.Abduulah Hasan dalam upaya mengembangkan pondok pesantren Al-Ittihad Belung Poncokusumo, Pengkajian ini bertujuan untuk: 1). Mengetahui pola kepemimpinan dalam mengembangkan pondok pesantren Al-Ittihad Belung Poncokusumo khususnya kepemimpinan KH. Abdullah Hasan 2). Mengetahui usaha-usaha KH. Abdullah Hasan dalam mengembangkan pondok pesantren Al- Ittihad Untuk mencapai tujuan-tujuan di atas, penulis menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif yang menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata yang tertulis atau lisan dari orang-orang yang perilakunya diamati. Kemudian sumber datanya diperoleh melaui dua cara yakni studi teoritis dan empiris.Sedangkan dalam pengumpulan data-data yang diperlukan, penulis menggunakan beberapa tekhnik pengumpulan data, yaitu: metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hal ini menunjukkan validitas hasil penelitian ini. Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa pola kepemimpinan dan usaha-usaha yang dilakukan KH. Abdullah Hasan sebagai wadah pengembangan agama Islam. Kyai ini merupakan figure pemimpin yang berdedikasi tinggi. Pola kepemimpinan yang beliau miliki dapat dengan mudah membimbing dan mengarahkan masyarakat dan santri kearah yang sesuai dengan ajaran Islam. Sifat Demokratis pun tampak pada kepemimpinan beliau dalam mengembangkan pendidikan pesantren, sehingga lembaga pendidikan pesantren yang beliau pimpin terus berkembang. Hal ini juga didukung oleh usaha-usaha beliau dalam mengembangkan pondok pesantren, baik yang menyangkut sarana, fisik pesantren maupun kegiatan pendidikannya. Seperti peningkatan kwalitas pendidikan dan keprofesionalan tenaga edukatifnya. Dalam mengambil keputusan dan usaha mengembangkan pesantren, beliau selalu mengadakan musyawarah dengan para santri yang beliau anggap dapat memberikan gagasan atau ide dan jalan pemecahannya.
