587. Internalisasi Nilai-Nilai Islam Dalam Penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi
ABSTRAK Kurikulum Berbasis Kompetensi, yaitu kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas dengan standart performansi tertentu, sehingga ia dikatakan sebagai manusia kompeten. Ternyata anak didik kita tidak cukup dibekali dengan kecerdasan intelektual untuk menjalani kehidupan di masa mendatang. Tapi harus diimbangi dengan nilai-nilai yang sifatnya mutlak, yaitu nilai agama. Nilai agama yang dimaksud di sini adalah nilai yang terkandung dan senafas dengan ajaran Islam yang disebut dengan nilai Islam. Nilai Islam merupakan komponen materi yang terpadu dalam rangka membentuk pribadi luhur. Karena pentingnya nilai-nilai Islam, maka harus ditanamkan pada anak didik, dengan harapan terbentuk anak didik yang cerdas secara intelektual, spiritual, dan emosional. Berangkat dari latar belakang masalah itulah penulis kemudian berminat membahasnya dalam skripsi dan mengambil judul Intenalisasi Nilai-nilai Islam dalam Penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi (Studi Kasus di Sekolah Dasar Islam Terpadu Ibadurrahman Srengat Blitar). Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui materi nilai-nilai Islam, metodenya, faktor yang mendukung dan menghambat dalam pelaksanaan internalisasi nilai-nilai Islam. Penelitian yang penulis lakukan ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif. Metode yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah: wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sedangkan untuk menganalisisnya penulis menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu data-data yang berbentuk tulisan atau lisan dari obyek penelitian dan tingkah laku yang diamati peneliti gambarkan secara menyeluruh sesuai kondisi sebenarnya. Penelitian yang dilakukan penulis menghasilkan temuan penelitian sebagai berikut:Materi internalisasi nilai-nilai Islam secara resmi terangkum dalam kurikulum meliputi: Al-Quran, Al-Hadits, Akidah, Akhlak, Fiqih, dan Sejarah Kebudayaan Islam. Sedangkan yang tidak resmi tidak terangkum dalam kurikulum, isinya mencakup semua nilai yang sejalan dan senafas dengan ajaran Islam. Metode yang digunakan umumnya adalah: pembiasaan, keteladanan, mengajak dan melakukan, diskusi, cerita, ceramah, dan pergaulan. Adapun faktor yang mendukung dan menghambatnya ada yang berasal dalam dan luar. Berdasar hasil penelitian yang dilakukan penulis di Sekolah Dasar Islam Terpadu Ibadurrahman, maka diperoleh kesimpulan bahwa sekolah tersebut telah berupaya mengatasi hambatan pelaksanaan internalisasi nilai-nilai Islam. Solusi yang dikemukakan oleh pihak sekolah dan penulis merupakan tawaran.
