ABSTRAK
Pertumbuhan dan perkembangan wilayah perkotaan di Indonesia pada umumnya sangat pesat seperti halnya Yogyakarta. Nitiprayan merupakan salah satu kampung seni yang berada di Desa Ngastiharjo Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul Yogyakarta yang mengalami pertumbuhan penduduk yang pesat. Sungai Widuri merupakan sungai yang mengalir melewati kampung Nitiprayan yang mengalir sepanjang tahun dan mempunyai potensi untuk menimbulkan penyakit yang disebabkan oleh penurunan kualitas air dan sistem sanitasi yang buruk. Untuk itu dilakukan uji kualitas air Sungai Widuri dengan parameter BOD, COD dan E.Coli.
Berdasarkan uji yang dilakukan di Laboratorium Kualitas Lingkungan, Jurusan Teknik Lingkungan, FTSP, UII didapatkan hasil sebagai berikut: konsentrasi BOD pada bagian hulu = 18 mg/l, tengah = 81 mg/l, hilir 54 mg/l, konsentrasi COD pada bagian hulu = 61,440 mg/l, tengah = 116,739 mg/l, hilir = 95,232 mg/l, konsentrasi E. Coli pada bagian hulu = >1898 x 105 MPN/100ml, tengah = >1898 x 105 MPN/100ml, hilir = >1898 x 105 MPN/100ml. Hasil yang di dapat menunjukkan konsentrasi ke tiga parameter tersebut rata – rata di atas kadar maksimum yang ditetapkan dalam PP No 18 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
Berdasakan survey yang dilakukan terdapat beberapa faktor utama penyebab tercemarnya Sungai Widuri yaitu: sebagian besar masyarakat masih membuang sampah ke sungai, air limbah domestik atau rumah tangga yang dibuang langsung ke badan sungai, belum adanya sistem pengelolaan limbah cair rumah tangga dan industri, kepadatan pemukiman dan rumah hunian di DAS Widuri yang cepat. Untuk mengatasi pencemaran tersebut direkomendasikan pembangunan IPAL komunal dan sumur resapan air hujan di kampung Nitiprayan. Pembangunan tersebut direncanakan di tiga lokasi yang mana ke tiga lokasi tersebut telah di pilih berdasarkan pertimbangan – pertimbangan tertentu. Pertimbangan pemilihan ke tiga lokasi tersebut yaitu : topografi tanah, kepadatan pemukiman penduduk, dan open space.