BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pondok Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam dan lembaga sosial kemasyarakatan telah mampu memberi pengaruh positif terhadap kehidupan masyarakat sekitarnya, terutama dalam hal kehidupan beragama. Di lain sisi Pesantren juga dapat mempengaruhi masyarakat sekitar dalam rangka pembentukan nilai-nilai kehidupan yang biasanya tercermin dalam sikap dan tingkahlaku para anggota masyarakat, sehingga eksistensi Pesantren dapat dipertahankan, sebagaimana yang digambarkan oleh Abdurrahman Wahid (1993: 21): “Dengan pola kehidupan yang unik Pesantren mampu bertahan berabad-abad untuk mempergunakan nilai-nilai jangka panjang Pesantren pada kehidupan yang kultur yang lebih kuat dalam masyarakat sekitarnya. Kedudukan ini dapat dilihat dari kemampuan Pesantren untuk melakukan transformasi total dalam sikap hidup masyarakat sekitarnya tanpa ia sendiri mengorbankan identitasnya”. Di samping itu Pesantren memiliki peran yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan pendidikan di Indonesia pada masa-masa mendatang. Sebagai lembaga pendidikan Islam yang dikelola seutuhnya oleh Kyai dan Santri, keberadaan Pesantren pada dasarnya ada perbedaan di berbagai tempat, baik dalam kegiatan maupun dalam sistem pengajarannya. Meskipun demikian secara umum dapat dilihat adanya pola yang sama di Pesantren. Persamaan tersebut dapat terlihat dari dua segi, pertama segi fisik yang terdiri dari empat komponen pokok yaitu: Kyai sebagai Pemimpin, guru, pendidik dan panutan bagi Santrinya pada khususnya dan masyarakat pada umumnya; Masjid sebagai tempat penyelenggaraan pendidikan, pengajaran dan peribadatan; Pondok sebagai asrama untuk tempat tinggal Santri. Segi yang kedua adalah komponen non fisik, yaitu pengajian (pengajaran agama) yang disampaikan dengan berbagai pola yang secara umum memiliki keseragaman yakni standarisasi tentang kerangka sistem nilai baik dan buruk yang menjadi dasar kehidupan dan perkembangan Pondok Pesantren. Dengan demikian Pondok Pesantren harus memiliki sedikitnya lima elemen pendukung yaitu : Kyai, Pondok atau asrama, masjid, Santri (siswa), dan pengajian atau pengajaran kitab-kitab Islam klasik. Keberadaan seorang Kyai sebagai Pemimpin Pesantren ditinjau dari tugas dan fungsinya dapat dipandang sebagai kepemimpinan yang unik, karena Kyai sebagai Pemimpin lembaga pendidikan Islam tidak sekedar bertugas menyusun kurikulum, membuat tata tertib, merancang sistem evaluasi melaksanakan sistem belajar mengajar yang berkaitan dengan ilmu-ilmu agama dan lain-lain. Salah satu faktor yang menentukan dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan adalah kepemimpinan dalam pendidikan itu sendiri, karena pengaruh Pemimpin dalam mengembangkan hubungan kemanusiaan yang lebih baik, dapat mempengaruhi pertumbuhan yang positif pada individu yang dipimpinnya. Disamping itu pengaruh kepemimpinannya juga sangat menentukan bagaimana kualitas kegiatan kerja sama serta kualitas hasil yang dapat dicapai oleh kegiatan kerja sama dalam situasi kelompok yang bersangkutan. Menurut Dirawat dkk (1983: 28) secara formal, kepemimpinan harus diselenggarakan oleh seorang yang menduduki posisi atau jabatan tertentu yang dilingkungannya terdapat sejumlah orang yang harus bekerja sama untuk mencapai tujuan. Sedangkan Pemimpin yang secara spontanitas mendapatkan pengakuan oleh masyarakat sekitarnya dikatakan sebagai Pemimpin informal. Menurut Nawawi (1989: 79) terlepas dari kepemimpinan formal maupun informal, sebagai seorang Pemimpin seharusnya memiliki kemampuan sebagai manager, administrator, serta sanggup memimpin bawahannya atau anggota kelompoknya agar tercipta kerja sama yang terkoordinasi sehingga sasaran yang dikehendaki dapat dicapai. Seorang Pemimpin dituntut untuk lebih aktif, berinisiatif serta memiliki keberanian untuk menunjukkan dirinya sebagai Pemimpin (leader) bijaksana, yang mampu mendorong, menggerakkan, mempengaruhi, serta mendinamisir orang lain untuk mau dan rela bekerja demi tercapainya tujuan organisasi dan kelompok. Kepemimpinan pada dasarnya berarti kemampuan untuk menggerakkan, memberi motivasi, dan mempengaruhi orang-orang agar bersedia melakukan tindakan-tindakan yang terarah pada pencapaian tujuan melalui keberanian mengambil keputusan tentang kegiatan yang harus dilakukan. (Dirawat, 1983: 28) Sedangkan yang dimaksud dengan kepemimpinan pendidikan adalah: Suatu kemampuan dan proses mempengaruhi, mengkoordinir, dan menggerakkan orang lain yang ada hubungannya dengan pengembangan ilmu pendidikan dan pelaksanaan pendidikan dan pengajaran, agar kegiatan-kegiatan yang dijalankan dapat lebih efesien dan efektif didalam pencapaian tujuan-tujuan pendidikan dan pengajaran. (Dirawat, 1983: 33) Sebuah lembaga pendidikan baik formal maupun nonformal apabila dikelola dan dibimbing oleh Pemimpin yang memiliki kreteria sebagaimana tersebut niscaya lembaga pendidikan yang bersangkutan akan berjalan dengan tertib dan dinamis. Disamping itu, juga tidak akan terjadi over lapping dalam menjalankan roda pemerintahannya serta mampu mengikuti bahkan mengantisipasi masa depan agar tidak tersisih oleh arus kemajuan global sehingga produk yang dihasilkan memenuhi pesanan pasar. Kyai sebagai Pemimpin Pondok Pesantren yang legitimasinya diperoleh langsung dari masyarakat sekitar, disamping juga merupakan elemen yang paling essensial memiliki tugas dan tanggungjawab yang besar dalam menjalankan kepemimpinannya terhadap perkembangan Pondok Pesantren yang di pimpinnya. Berangkat dari latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti permasalahan di atas dengan mengambil obyek penelitian KH. Mohammad Badruddin Anwar sebagai pengasuh Pondok Pesantren An-Nur II “Al-Murtadlo” dengan judul “Kepemimpinan Pendidikan Pondok Pesantren (Kajian Tentang Tipe Kepemimpinan KH. Mohammad Badruddin Anwar di Pondok Pesantren An-Nur II “Al-Murtadlo” Bululawang-Malang).
Isikan Kata Kunci Untuk Memudahkan Pencarian
Teman KoleksiSkripsi.com
Label
Administrasi
Administrasi Negara
Administrasi Niaga-Bisnis
Administrasi Publik
Agama Islam
Akhwal Syahsiah
Akuntansi
Akuntansi-Auditing-Pasar Modal-Keuangan
Bahasa Arab
Bahasa dan Sastra Inggris
Bahasa Indonesia
Bahasa Inggris
Bimbingan Konseling
Bimbingan Penyuluhan Islam
Biologi
Dakwah
Ekonomi
Ekonomi Akuntansi
Ekonomi Dan Studi pembangunan
Ekonomi Manajemen
Farmasi
Filsafat
Fisika
Fisipol
Free Download Skripsi
Hukum
Hukum Perdata
Hukum Pidana
Hukum Tata Negara
Ilmu Hukum
Ilmu Komputer
Ilmu Komunikasi
IPS
Kebidanan
Kedokteran
Kedokteran - Ilmu Keperawatan - Farmasi - Kesehatan – Gigi
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Keperawatan
Keperawatan dan Kesehatan
Kesehatan Masyarakat
Kimia
Komputer Akuntansi
Manajemen SDM
Matematika
MIPA
Muamalah
Olahraga
Pendidikan Agama Isalam (PAI)
Pendidikan Bahasa Arab
Pendidikan Bahasa Indonesia
Pendidikan Bahasa Inggris
Pendidikan Biologi
Pendidikan Ekonomi
Pendidikan Fisika
Pendidikan Geografi
Pendidikan Kimia
Pendidikan Matematika
Pendidikan Olah Raga
Pengembangan Masyarakat
Pengembangan SDM
Perbandingan Agama
Perbandingan Hukum
Perhotelan
Perpajakan
Perpustakaan
Pertambangan
Pertanian
Peternakan
PGMI
PGSD
PPKn
Psikologi
PTK
PTK - Pendidikan Agama Islam
Sastra dan Kebudayaan
Sejarah
Sejarah Islam
Sistem Informasi
Skripsi Lainnya
Sosiologi
Statistika
Syari'ah
Tafsir Hadist
Tarbiyah
Tata Boga
Tata Busana
Teknik Arsitektur
Teknik Elektro
Teknik Industri
Teknik Industri-mesin-elektro-Sipil-Arsitektur
Teknik Informatika
Teknik Komputer
Teknik Lingkungan
Teknik Mesin
Teknik Sipil
Teknologi informasi-ilmu komputer-Sistem Informasi
Tesis Farmasi
Tesis Kedokteran
Tips Skripsi