ABSTRAK
Konsentrasi fosfat dalam limbah cair yang berlebihan akan menyebabkan eutrofikasi dan ketidakseimbangan di perairan sehingga banyak mikroorganisme yang mati. Kerusakan lingkungan ini disebabkan oleh manusia sendiri sebagaimana firman Allah Swt dalam Qs. ar-R_m 41: “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”. Alternatif pengolahan limbah cair dapat dilakukan dengan metode koagulasi menggunakan biji kelor.
Penelitian ini dilakukan di laboratorium IPL RSU Dr. Saiful Anwar Malang pada bulan Oktober 2007- Mei 2008. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis optimum dengan variasi dosis 200, 250, 300, 350, 400 ppm dan waktu pengendapan optimum biji kelor dalam mengurangi konsentrasi fosfat limbah cair rumah sakit pada variasi waktu 0, 15, 30, 60, 90, dan 120 menit dan mengetahui pH optimum pada variasi pH 2, 3, 4, 5 dan 6 untuk mengurangi konsentrasi fosfat menggunakan biji kelor. Efektifitas koagulan biji kelor diukur dalam satuan ppm dan persen.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kelor serbuk biji kelor mampu menurunkan konsentrasi fosfat total pada dosis 200 ppm dengan waktu pengendapan 90 menit sebesar 27,82 % atau 8,068 ppm dan ortofosfat sebesar 29,87 % atau 3,195 ppm. Efektifitas biji kelor pada pH 2 mampu menurunkan konsentrasi fosfat total sebesar 52,15 % atau 14,93 ppm dan ortofosfat sebesar 56,70 % atau 8,65 ppm. Penurunan konsentrasi fosfat dalam limbah cair ini disebabkan adanya gaya tarik menarik antara gugus –NH3 + biji kelor dengan H2PO4 - dalam limbah cair, hal ini dikarenakan adanya kandungan protein di dalam biji kelor yang didukung oleh data sekunder FTIR. Pemanfaatan biji kelor (habbân mutar_kibbân) sebagai koagulan fosfat membuktikan kebesaran Allah Swt, tiada penciptaan-Nya yang sia-sia walaupun itu sekecil biji kelor.