ABSTRAK
Merkuri merupakan salah satu logam yang banyak manfaatnya, tetapi akan juga membahayakan lingkungan dan kesehatan jika penggunaannya melebihi ambang batas. Selain merkuri logam yang dapat membahayakan dan mempunyai banyak manfaat adalah besi. Firman Allah: “Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu)” (Qs. al-Hadίd/57: 25). Metode alternatif yang digunakan untuk mengurangi pencemaran oleh merkuri (II), salah satunya melalui metode adsorpsi dengan biomassa daun enceng gondok yang diimmobilisasi. Pengikatan adsorbat oleh adsorben merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kecepatan biomassa daun enceng gondok yang diimmobilisasi pada matriks polisilikat dalam proses adsorpsi. Interaksi antara biomassa daun enceng gondok yang terimmobilisasi pada matriks polisilikat ditentukan dengan menggunakan FTIR. Penentuan model kinetika adsorpsi pada biomassa daun enceng gondok yang terimmobilisasi pada matriks polisilikat dilakukan dengan cara menginteraksikan 25 ml larutan HgCl2 dengan biomassa yang telah terimmobilisasi dengan variasi waktu 5, 10, 20, 30, 60, 90, 120, 150 menit pada suhu 27 ºC.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa gugus fungsi yang berinteraksi dengan Hg2+ pada biomassa daun enceng gondok yang terimmobilisasi pada matriks polisilikat adalah O-H dari Si-OH dan O-H dari biomassa, yang ditandai adanya kenaikan intensitas pada bilangan gelombang 3508,27 cm-1. Pergeseran yang terjadi pada bilangan gelombang 2955,71 cm-1 yang merupakan daerah C-H juga dimungkinkan karena adanya interaksi antara logam Hg2+ dengan C-H. Adanya perubahan vibrasi pada pada bilangan gelomabang 620,07 cm-1 menjadi 1088,74 cm-1 dari vibrasi ulur Si-O-Si simetri menjadi vibrasi ulur Si-O-Si asimetri juga dimungkinkan karena adanya interaksi antara logam Hg2+ dengan Si-O-Si. Model kinetika adsorpsi pada biomassa daun enceng gondok yang terimmobilisasi pada matriks polisilikat mengikuti model kinetika Langmuir-Santosa dengan membagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap I, II, III dengan nilai konstanta laju 288 x 10-4 pada menit 0 sampai menit ke 10, sedangkan pada menit ke 5 sampai ke 30 mempunyai konstanta laju yaitu 58 x 10-4, dan pada menit ke 60 sampai 150 konstanta lajunya adalah 3 x 10-4