ABSTRAK
Penelitian tentang pengisolasian kitin telah banyak dilakukan pada cangkang rajungan dan cangkang udang. Konsentrasi reagen yang digunakan untuk mengisolasi kitin pada cangkang rajungan dan cangkang udang berbeda. Dilihat dari segi kekerasan cangkangnya, cangkang hewan mimi lebih keras dari pada cangkang rajungan dan cangkang udang sehingga perlu dilakukan metode isolasi kitin dari cangkang hewan mimi yang sesuai.
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini ada 3 tahap. Pertama deproteinasi dengan variasi konsentrasi reagen NaOH 3,5 %, 4,5 %, 5,5 %, 6,5 % dan 7,5 %, kedua demineralisasi dengan variasi konsentrasi reagen HCl 1 M, 1,5 M, 2 M, 2,5 M, dan 3 M, ketiga deasetilasi dengan konsentrasi NaOH 50 %. Uji karakteristik kitin dan kitosan hasil isolasi dilakukan dengan IR.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi optimum reagen NaOH pada proses deproteinasi sebesar 4,5 % dengan konsentrasi optimum protein yang dilepaskan sebesar 601 ppm. Konsentrasi optimum reagen HCl pada proses demineralisasi adalah 2,5 M dengan kadar abu yang tersisa dalam kitin sebesar 0,972 %. Perbedaan spektra IR pada cangkang hewan mimi, kitin dan kitosan adalah : pada spektra IR cangkang hewan mimi terdapat serapan OH intermolekuler, NH amida sekunder, C=O amida sekunder dan NH amina sekunder. Pada spektra IR kitin serapan NH amina sekunder hilang dan muncul serapan C-O asimetris eter alifatik, sedangkan pada spektra IR kitosan serapan OH intermolekuler, CH3 dan C=O amida sekunder hilang dan muncul serapan amina primer. Derajat deasetilasi (D%) kitin dan kitosan hasil isolasi dari cangkang hewan mimi berturut-turut sebesar 45,4 % dan 50,5 %.