ABSTRAK
Kata Kunci: hasil belajar, pendekatan Contextual Teaching Learning (menemukan sendiri).
Latar belakang masalah dalam penelitian ini di dasarkan adanya tujuan pembelajaran IPA yang menuntut keterlibatan siswa untuk aktif dan mengaktualisasikan konsep materi yang sudah dipelajari. Salah satu cara untuk mengaktifkan siswa yakni dengan menggunakan pendekatan contextual teaching learning (CTL) dengan menemukan sendiri konsep yang telah dipelajari.
Rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah: “Apakah penggunaan
pendekatan contextual teaching learning (CTL) dengan menemukan sendiri dapat
meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Salatiga 12 kecamatan Sidorejo Kota Salatiga semester 2 tahun ajaran 2011/2012”.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Model PTK yang digunakan adalah model spiral dari C. Kemmis dan Mc Taggart, R dengan menggunakan
2 siklus, masing-masing siklus terdiri dari 3 tahap yakni 1) perencanaan tindakan, 2) pelaksanaan tindakan dan observasi, dan 3) refleksi. Subyek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri Salatiga 12 sebanyak 37 siswa. Teknik pengumpulan data dengan teknik tes dan teknik non tes (observasi). Adapun instrumen penelitiannya dengan menggunakan butir-butir soal dan lembar observasi. Teknik analisis yang digunakan adalah deskriptif komparatif yang membandingkan antar siklus. meliputi mean, skor minimal-maksimal, persentase.
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar IPA dengan kompetensi gaya yang dapat mengubah gerak suatu benda melalui penggunaan pendekatan CTL dengan menemukan sendiri. Hal ini nampak pada peningkatan hasil perbandingan antara siklus. Skor rata-rata yang diperoleh di kondisi pra siklus sebesar 74,51 naik menjadi 92,42 pada siklus 1 dan pada siklus 2 naik lagi menjadi 94,76. Adapun ketuntasan belajar klasikal pada kondisi pra siklus 67,57 %, siklus I naik menjadi 78,38% dan pada siklus 2 naik menjadi 100%. Sedangkan skor minimal pada kondisi prasiklus sebesar 46, pada siklus 1 naik menjadi 75,33 dan pada siklus 2 tetap 90,17. Sedangkan skor maksimal pada kondisi prasiklus 96 dan siklus 1 sebesar 99,42 dan siklus
2 naik menjadi 99,75.
Hasil penelitian ini disarankan untuk diterapkan dalam pembelajaran IPA SD dengan menyesuaikan kompetensi yang akan dicapai dan hasil penelitian ini dapat dikembangkan dalam penelitian yang terkait dengan pendekatan pembelajaran dan penilaian hasil belajar siswa.
File Selengkapnya.....