BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Banyak orang tertarik pada latihan fisik sebagai cara untuk meningkatkan kesehatan dan kemampuan fisik mereka. Tetapi perlu juga diperhatikan bahwa latihan fisik tidak boleh terlalu keras, dan harus disesuaikan dengan individu tertentu sehingga dapat memberikan manfaat pada tubuh.1
Terdapat banyak ragam cara atau upaya untuk mempertahankan, bahkan meningkatkan status kesehatan seseorang, tidak terkecuali anak, satu di antaranya adalah dengan melibatkan mereka dalam kegiatan jasmani berupa latihan fisik / olahraga. Tidak sedikit rekomendasi yang menyatakan, bahwa olahraga secara teratur, minimal 30 menit per kegiatan, 3 – 5 kali per minggu, dapat menjadi sarana pengontrolan berat badan, tekanan darah, perbaikan risiko penyakit jantung koroner, penguatan otot dan sendi serta terciptanya suasana psikologis yang menyenangkan.2 Latihan fisik dapat meningkatkan kesehatan secara langsung dengan mengurangi berat badan, memperbaiki konsentrasi lemak dalam darah dan mengurangi sensitivitas insulin sehingga mengurangi terjadinya hipertensi, penyakit kardiovaskuler, DM tipe 2, kadar lemak darah dan obesitas serta menurunkan angka mortalitas dan morbiditas. Selain itu, latihan fisik yang dilakukan selama masa anak-anak dapat mengubah kesehatan pada kehidupan selanjutnya. Sedangkan anak yang tidak melakukan aktifitas fisik dapat meningkatkan terjadinya obesitas dan penyakit kardiovaskular.3-9 Ketika melakukan latihan fisik, otot-otot tubuh, jantung, dan sirkulasi darah serta sistem pernafasan diaktifkan. Denyut jantung, curah jantung dan konsumsi oksigen meningkat secara linier terhadap intensitas latihan fisik.Peningkatan denyut jantung merupakan respon yang timbul segera pada sistem kardiovaskular terhadap latihan fisik.10-12 Untuk membandingkan hasil uji antar individu diperlukan ukuran obyektif kapasitas kardiovaskular yang dapat diulang, sensitif, dan mudah diperoleh. Respon frekuensi denyut jantung terhadap latihan fisik merupakan ukuran yang paling sederhana dan paling sering digunakan.13 Denyut jantung juga merupakan estimasi tidak langsung terhadap latihan fisik karena memiliki hubungan linier dengan kebutuhan oksigen serta denyut jantung secara cepat dapat mengalami perubahan dan sensitif terhadap latihan fisik dengan durasi pendek.6
Energi sangat diperlukan dalam la tihan fisik. Kebutuhan energi yang diperlukan pada latihan fisik adalah bervariasi sesuai dengan derajat beratnya latihan fisik yang dilakukan. Secara garis besar sistem energi dalam latihan fisik terdiri dari anaerobik dan aerobik. Anaerobik adalah latihan fisik yang secara umum tidak membutuhkan oksigen, sumber energi berasal dari sistem ATP-CP (ATP-kreatin fosfat) dan asam laktat serta waktu yang diperlukan untuk melakukan gerakan sangat singkat. Aerobik adalah kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus dalam waktu relatif lebih lama dan membutuhkan energi dari sistem oksigen yang berasal dari siklus Krebs (Tricarboxyclic Acid cycle).10,14 Pada latihan fisik berat, hampir semua oksigen cadangan digunakan untuk metabolisme aerobik. Setelah latihan fisik, cadangan oksigen harus dicukupi kembali melalui pernafasan tambahan dengan membutuhkan oksigen dengan jumlah diatas kebutuhan normal.15 Salah satu upaya untuk meningkatkan kadar oksigen yang masuk ke dalam tubuh adalah dengan air minuman beroksigen.16 Akhir-akhir ini, penggunaan minuman yang mengandung 7 – 10 kali jumlah
oksigen (minuman beroksigen) dapat meningkatkan ketahanan dan pemulihan selama latihan fisik. Hal ini disebabkan karena tingginya konsentrasi oksigen pada ..
File Selengkapnya.....