ABSTRAK
Tujuan : Untuk mengevaluasi outcome tindakan histerektomi radikal yang
dilakukan pada penderita kanker serviks di RSUP.H.Adam Malik Medan, mengetahui karakteristik penderita, hubungan besar tumor dan stadium dengan keterlibatan Kelenjar Getah Bening (KGB), mengetahui Interval Bebas Penyakit (IBP) dan komplikasi dini histerektomi radikal.
Rancangan Penelitian : Penelitian ini bersifat deskriptif dengan meneliti data – data yang diambil dari rekam medik semua penderita kanker serviks yang dilakukan histerektomi radikal di RSUP.H.Adam Malik Medan mulai Januari 2002 hingga Desember 2006. Data yang diperoleh dicatat di formulir penelitian dan dianalisa secara statistik dengan uji Chi-square. Hasil Penelitian : Dalam kurun waktu Januari 2002 hingga Desember 2006, dijumpai sebanyak 136 kasus kanker serviks yang terdiri dari 37 kasus stadium awal ( 27,2 %) dan 99 kasus stadium lanjut (72,8%). Dari 37 kasus stadium awal tersebut, 10 kasus tidak dilakukan histerektomi radikal dengan berbagai alasan sehingga jumlah kasus yang termasuk dalam penelitian ini adalah 27 kasus. Kasus kanker serviks stadium awal yang dilakukan histerektomi radikal terbanyak berada pada kelompok usia 40 – 49 tahun yaitu sebanyak 18 kasus (66,7%). Sebanyak 9 (33,3%) kasus menikah pada usia <20 18="" kasus="" menikah="" pada="" selebihnya="" tahun="" usia="">20 tahun. Kasus terbanyak adalah wanita dengan paritas 2 – 4 yaitu 16 (59,3%) kasus. 20>
Dua (7,4%) kasus mempunyai suami 2 orang, dan 25 (92,6%) kasus mempunyai suami 1 orang. Ditinjau dari pekerjaan suami, dijumpai pekerjaan suami terbanyak adalah : 10 (37,0%) kasus wiraswasta. Sebagian besar kasus kanker serviks yang dilakukan histerektomi radikal berada pada stadium IB1 yaitu sebanyak 10 (37%) kasus. Jenis histopatologi terbanyak adalah karsinoma sel skuamosa yaitu sebanyak 16 (59,3%) kasus. Lebih dari separuh kasus yaitu sebanyak 14 (51,16%) datang dengan tumor yang sudah besar ( besar tumor > 4 cm ). Dari laporan hasil pemeriksaan histopatologi dijumpai 12 (44,4%) kasus sudah dijumpai metastase ke KGB pelvis, 12 (44,4%) kasus tidak dijumpai keterlibatan KGB pelvis, sedangkan 3 kasus sisanya tidak dilaporkan tentang keterlibatan KGB nya. Disamping itu dijumpai 2 (7,4%) kasus masih dijumpai sel tumor pada batas sayatan vagina.
Dari 27 kasus yang dilakukan histerektomi radikal, sebanyak 14(51,9%) kasus tidak didapatkan data tentang pengamatan lanjut, sehingga yang dapat dinilai tentang interval bebas penyakit hanya 13(48,1%) kasus, Seluruh kasus yang dilakukan histerektomi radikal mempunyai interval bebas penyakit rata – rata 29,69 bulan. Komplikasi dini paska histerektomi radikal yang dijumpai hanya terjadi pada 2 (7,4%) kasus berupa disfungsi kandung kemih.
Kasus dengan besar tumor ≤4 cm ternyata dijumpai keterlibatan KGB positif sebanyak 4 (36,4%) kasus sedangkan kasus dengan besar tumor >4 cm yang mengalami keterlibatan KGB sebanyak 8 (61,5%) kasus ( p = 0.219 ). Sejalan dengan hal tersebut diatas, berlaku juga pada perbedaan stadium, dimana pada stadium IB1 ternyata dijumpai keterlibatan KGB positif sebanyak 3 (33,3%) kasus sedangkan stadium IB2 yang mengalami keterlibatan KGB sebanyak 7 (58,3%) kasus, dan pada stadium IIA yang dijumpai keterlibatan KGB positif sebanyak 2 (66,6%) kasus ( p = 0.435 ).
Kesimpulan : Pada penelitian ini ditemukan tidak dijumpai hubungan yang bermakna antara besar tumor dan stadium kanker serviks dengan keterlibatan KGB pada penderita kanker serviks yang telah dilakukan tindakan histerektomi radikal. Nilai rerata bebas penyakit pada penderita kanker serviks yang telah dilakukan tindakan histerektomi radikal di RSUP.H.Adam Malik Medan adalah 29,69 bulan .Komplikasi dini post operatif histerektomi radikal yang dijumpai hanya berupa disfungsi kandung kemih .
Kata Kunci : stadium kanker serviks, histopatologi, komplikasi dini post operatif, histerektomi radikal.