ABSTRAK
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi dan faktor – faktor resiko yang berhubungan dengan overactive bladder di kalangan paramedis perempuan yang bekerja di lingkungan RSUP H. Adam Malik Medan.
Rancangan Penelitian : Penelitian ini merupakan studi observasional deskriptif untuk menilai penderita Overactive Bladder secara klinik dengan rancangan potong lintang (cross sectional). Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober sampai Desember 2007 dengan populasi paramedis wanita yang bekerja di RSHAM yang memenuhi kriteria penerimaan dan kriteria pengeluaran. Sampel diambil secara random sampling. Responden diberikan kuesioner, pemeriksaan fisik dan daftar harian berkemih untuk menegakkan diagnosa overactive bladder. Dilakukan penilaian terhadap faktor resiko seperti usia, paritas, cara persalinan, menopause, obesitas dan riwayat histerektomi.
Analisa Statistik : Seluruh data penelitian ini dicatat pada formulir penelitian yang meliputi data hasil anamnesis, hasil pemeriksan fisik dan hasil laboratorium. Data diolah dan disusun dalam bentuk tabel distribusi sesuai tujuan penelitian. Dilakukan uji statistik Chi-square dan regresi logistik dengan menggunakan perangkat SPSS (Statistic Package for Social Science) versi 15.
Hasil : Pada penelitian dengan 100 orang responden didapatkan usia terbanyak adalah pada kelompok usia < 40 tahun yaitu sebanyak 53 orang (53%), riwayat persalinan terbanyak adalah persalinan spontan sebanyak 73 orang (73%). Sebanyak 78 orang (78%) adalah multipara, 12 orang (12%) adalah primipara dan sebanyak 10 orang (10%) adalah nullipara. Terdapat 93 orang (93%) yang belum menopause. Dari seluruh responden, didapatkan sebanyak 60 orang (60%) yang mempunyai IMT 18,5 – 24,9 ( normal ), 31 orang (31%) yang mempunyai IMT 25- 29,9 ( overweight ), dan 9 orang (9%) yang mempunyai IMT ≥ 30 ( obese ). Dari penelitian ini, tidak didapatkan satu orang pun yang mempunyai IMT < 18,5 ( kurus ). Sehingga kelompok ini tidak diikutsertakan dalam analisa statistik. Dan didapatkan 100 responden (100%) tidak mempunyai riwayat operasi histerektomi. Dengan demikian hubungan riwayat histerektomi dan gangguan OAB tidak dapat dianalisa secara statistik.
Didapatkan prevalensi OAB sebanyak 18 orang (18%) dengan kelompok usia 40 – 49 tahun paling banyak mengalami gangguan OAB, yaitu 9 orang (22,5%). Dengan uji statistik didapatkan hubungan yang bermakna antara riwayat persalinan dengan
terjadinya OAB (p<0 11="" 15="" 24="" 25="" 36.="" 3="" 7="" antara="" bermakna="" besar="" chi-square="" dan="" dengan="" dibandingkan="" didapatkan="" dijumpai="" dimana="" ekstrasi="" gangguan="" hubungan="" imt="" indeks="" ini="" kali="" kejadian="" kelompok="" kurus="" lebih="" massa="" masssa="" mempunyai="" menderita="" menopause.="" menopause="" nbsp="" normal="" oab.="" oab="" obese="" orang="" overweight="" p="" pada="" paritas="" persalinan="" prevalens="" rasio="" resiko="" riwayat="" sebesar="" secara="" statistik="" terdapat="" terjadinya="" tidak="" tubuh="" uji="" untuk="" vakum="" yang="">KESIMPULAN : Prevalensi penderita OAB pada paramedis perempuan yang bekerja di lingkungan RSUP H. ADAM MALIK MEDAN adalah 18% (18 orang). Terdapat hubungan yang bermakna antara usia,persalinan,IMT,menopause dengan terjadinya OAB. Persalinan dengan vakum mempunyai resiko 36 kali lebih besar terjadinya OAB dibandingkan wanita yang belum pernah melahirkan. IMT ≥ 25 (overweight dan obese) mempunyai resiko 11,4 kali lebih besar untuk terjadinya OAB dibandingkan IMT ≤ 24,9 (normal dan kurus). Wanita menopause beresiko 7 kali lebih besar terjadinya OAB dibandingkan yang belum menopause. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara paritas dengan terjadinya OAB.
0>