BAB I
PENDAHULUAN
pembentukan jaringan ikat disertai nodul1,2. Penyakit ini merupakan stadium terakhir
dari penyakit hati kronis dan terjadinya pengerasan sel hati, dengan memberikan
gambaran klinis akibat kegagalan sel hati dan hipertensi portal1-3.
Hati merupakan organ yang penting dalam tubuh kita yang turut
mempertahankan sistem hemopoesis. Seperti diketahui fungsi dari hati adalah sebagai
berikut 4 :
1. Pusat dari metabolisme tubuh
2. Detoksifikasi zat-zat racun
3. Sebagai tempat penyimpanan zat-zat seperti glikogen, protein, vitamin, besi dan
lain-lain.
4. Menghasilkan protein esensial yang diperlukan untuk hemopoesis.
5. Tempat sintesa faktor-faktor pembekuan
Bila oleh karena sesuatu sebab, hati tidak dapat lagi melaksanakan fungsinya dengan
normal, maka sistim hemopoesis aka n terganggu5.
Sehubungan dengan adanya kerusakan sel hati dan gangguan fungsi hati
tersebut maka pada sirosis hati, anemia dapat terjadi. Anemia sering ditemukan pada
sirosis hati, sekitar 60-75%. Beratnya anemia tidak berhubungan dengan beratnya
kelainan hati dan sebabnya belum diketahui. Banyak faktor etiologi, masing- masing
dapat berdiri sendiri atau bersamaan. Dapat dikemukakan diantaranya defisiensi
(asam folat, besi), hemolisis, hipersplenisme, kegagalan sumsum tulang dan faktor
penyakit hati sendiri. Pada penyakit sirosis hati yang disertai hipertensi portal, akan
terjadi penambahan volume plasma yang mengakibatkan hemodilusi. Bila alkohol
sebagai penyebab kerusakan hati, maka alkohol juga ternyata dapat bersifat toksik
terhadap sumsum tulang sehingga terjadai penekanan hemopoesis6-8.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan terjadinya anemia pada sirosis hati
dengan alkoholik, yang terpenting adalah penekanan hemopoesis pada sumsum
tulang. Penggunaan alkohol kronis menyebabkan terjadinya gangguan metabolisme
asam folat atau defisiensi asam folat dengan gambaran anemia megaloblastik,
terjadinya perdarahan dan umur eritrosit yang memendek (anemia hemolitik).
Menurut Sherlock dkk alkohol dapat menimbulkan gambaran eritrosit berupa
makrositik tebal, yang disebabkan oleh efek toksik alkohol pada sumsum tulang. Juga
makrositik tebal ini karena adanya defisiensi asam folat dan vitamin B12 yang
disebabkan oleh alkohol. Pada berbagai penelitian, perdarahan terjadi sekitar 24 –
70% pasien sirosis hati alkoholik, yang terbanyak berasal dari perdarahan saluran
cerna, tetapi dari hidung, hemorroid dan uterus umumnya sering terjadi dan
dihubungkan dengan kelainan homeostasis5,6,8 .
Pada umumnya anemia pada sirosis hati tanpa komplikasi mempunyai tingkat
anemia yang ringan sampai sedang. Tetapi kadang-kadang dijumpai anemia berat, bila
terjadi komplikasi perdarahan varises esofagus atau perdarahan ditempat lain. Pada
penelitian 35 pasien sirosis hati alkoholik, Hb rata-rata ditemukan 12,3 gr/dl. Hb dapat
©2003 Digitized by USU digital library 2
menurun dibawah 10 gr/dl bila timbul komplikasi sirosis hati. Kira-kira 5% pasien
mengalami gangguan hepatoseluler berat, umur eritrosit menjadi pendek, terjadi
anemia hemolitik yang ditandai dengan adanya spur sel dan Hb yang dijumpai dapat
mencapai < 5 gr/dl serta bila fungsi hati diperbaiki maka remisi dapat terjadi. Anemia
hemolitik dapat terjadi pada ketergantungan alkohol pada penyakit hati yang relatif
ringan. Umumnya anemia ringan dan sedang, serta mempunyai kecendrungan sembuh
sendiri bila alkohol diberhentikan5,6 .
File Selengkapnya.....