ABSTRAK
Resistensi Insulin ditandai dengan adanya peningkatan glukosa darah puasa dan diikuti dengan disfungsi sel . Pada kelompok yang berisiko tinggi DM tipe 2 akan terjadi gangguan glukosa darah puasa sebelum timbulnya DM
Tujuan studi : Studi ini meneliti kelompok yang berisiko tinggi untuk terjadinya DM tipe 2 di Puskemas Kota Medan.
Metodologi : Penelitian ini dilakukan secara deskritif di 10 Puskesmas terpilih secara random terhadap kelompok yang berisiko tinggi DM tipe 2 berdasarkan kriteria ADA yaitu Umur > 45 tahun, IMT > 25 kg/m2, Riwayat orang tua DM, Riwayat Hipertensi ≥140/90 mmHg, Riwayat melahirkan bayi > 4 kg. Seluruh subyek disuruh puasa selama 8-10 jam dimulai malam hari sampai diperiksa gula darah puasanya keesokan hari.
Hasil: Dari 291 orang subjek penelitian, didapat sebanyak 64 orang (21,99%) dengan gula darah puasa terganggu dengan faktor risiko usia > 45 tahun, sebanyak 60 orang (93,75%), BMI sebanyak 29 orang (35,94%), Hipertensi sebanyak 10 orang (15,62%), riwayat DM sebanyak 8 orang (12,50%) dan BBL > 4 kg sebanyak 5 orang (7,81%). Dari kelima faktor risiko tersebut usia > 45 tahun adalah yang terbanyak dan yang terendah adalah BBL > 4 kg. Dari penelitian yang kami lakukan juga mendapatkan 43,75% dengan GDPT mempunyai 2 faktor risiko, 35,93% dengan 1 faktor risiko, 18,75% dengan 3 faktor risiko, 1,56% dengan 4 faktor risiko, dan tak satupun GDPT dengan 5 faktor risiko.
Kesimpulan : Penelitian ini membuktikan rekomendasi ADA untuk menskrining individu yang mempunyai risiko untuk terjadinya DM tipe 2 dengan pemeriksaan glukosa darah puasa sangat bermanfaat.
Kata Kunci : ADA, DM, GDPT, Faktor risiko, skrining DM