ABSTRAK
Latar Belakang : Penyakit arteri perifer (PAP) disebabkan adanya oklusi aterosklerosis pada daerah tungkai, dan akan meningkatkan resiko kardiovaskuler. Sindroma metabolik bukan merupakan penyakit tertentu, tetapi sekelompok faktor (obesitas sentral, resistensi insulin, hipertensi, intoleransi glukosa dan dislipidemia) yang timbul secara bersamaan, dan menjadi resiko kelainan kardiovaskuler. Tujuan : Untuk mengetahui peningkatan angka kejadian PAP pada sindroma metabolik dan pengaruh komponen sindoma metabolik pada PAP
Metode : Penelitian dilakukan dengan metode potong lintang pada 208 orang yang melakukan pemeriksaan kesehatan rawat jalan di berbagai poliklinik RS di Medan. Diagnosa sindroma matabolik ditegakkan berdasarkan kriteria IDF 2005.
PAP ditegakkan dengan mengukur ankle-brachial index (ABI) menggunakan
Vasera VS-1000 TM (Fukuda Denshi). Nilai ABI ≤ 0,9 dianggap abnormal.
Hasil : Dari 208 pasien didapati 112 sindroma metabolik dan 96 non sindroma metabolik. Wanita 22 orang (78,6%) lebih banyak mendapat PAP dibanding pria 6 orang (21,4%) pada kedua kelompok (p= 0,03). Perbandingan ABI tungkai kanan dan kiri menunjukkan perbedaan bermakna (p= 0,0001). PAP berkorelasi negatif dengan KGD puasa ( r= -0,483; p= 0,009 ). Komponen sindroma metabolik selain obesitas sentral adalah hipertensi 23 orang (24,7%) penyebab PAP terbanyak, diikuti HDL, TG dan KGD puasa [ 22 (27,5%); 16 (21,9%) dan 15 (25,9%)]. Insidensi PAP secara signifikan lebih tinggi pada sindroma metabolik dibanding non sindroma metabolik (25 % vs 15,6 %; RP 1,6; IK 95% 0,910 – 2,815).
Kesimpulan : Adanya peningkatan insiden PAP pada sindroma metabolik, dimana komponen terbanyak adalah hipertensi.
Kata kunci : PAP, sindroma metabolik, aterosklerosis, kardiovaskular.