BAB I
PENDAHULUAN
Pelaksanaan tes/ujian tertulis umumnya membutuhkan sumber daya yang cukup
besar, terutama dalam hal biaya pengadaan lembar soal dan jawaban. Meskipun isi
soal seringkali sama dari satu periode ujian ke periode lainnya, tetapi tetap harus
dicetak ulang mengingat identitas periode ujian harus terlihat aktual. Jika
diinginkan beberapa variasi soal untuk suatu ujian, maka pembuat soal harus
bekerja ekstra dalam mempersiapkannya. Pekerjaan berikutnya yang cukup
menyita waktu adalah tahap penilaian jawaban ujian. Bila peserta ujian cukup
banyak, maka penilaian ujian biasanya merupakan pekerjaan rutin yang sangat
melelahkan dan membosankan.
Guna mempermudah pemeriksaan hasil ujian, biasanya jenis soal yang sering
diujikan adalah berbentuk pilihan ganda atau isian terbatas (non-essay). Terlepas
dari beberapa kekurangan yang dimiliki jenis soal ini, namun hingga kini bentuk
soal non-essay masih banyak dipakai untuk berbagai keperluan tes/ujian seperti :
tes formatif dan sumatif, psikotes, ujian saringan masuk perguruan tinggi, seleksi
penerimaan siswa baru, seleksi penerimaan pegawai baru, dan sebagainya. Hal ini
memperlihatkan bahwa kebutuhan terhadap penyelenggaraan tes/ujian dengan
bentuk non-essay pada berbagai institusi (lembaga pendidikan formal, lembaga
pelatihan, biro psikologi, HRD consultant, instansi perkantoran, dan sebagainya)
masih cukup tinggi.
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat, maka
beberapa alternatif format tes mulai diciptakan agar sistem tes bisa dipersiapkan
dan dilaksanakan lebih efisien.
Salah satu alternatif yang cukup populer adalah pemanfaatan perangkat OMR
(Optical Mark Recognition). Sistem ini terbukti mampu mempercepat proses
penilaian. Namun dari sisi pengadaan soal, sebetulnya relatif tidak ada yang
berubah jika dibandingkan dengan sistem tes biasa. Bahkan di sisi lain diperlukan
dana yang cukup mahal untuk pengadaan mesin OMR dan lembar jawaban yang
dicetak secara khusus.
Tahun 2004 mulai diperkenalkan sebuah kreasi baru yang merupakan modifikasi
terhadap sistem OMR, yaitu : DMR (Digital Mark Reader). Sistem DMR
menggunakan mesin scanner dokumen ber-feeder yang difungsikan sebagai mesin
pemindai lembar jawaban dengan kecepatan pemrosesan yang lebih handal.
Sistem ini mampu memproses lembar jawaban berupa kertas HVS 80 gsm biasa
(tidak diperlukan lembar jawaban yang dicetak secara khusus). Dari segi biaya,
sistem ini membutuhkan biaya yang jauh lebih murah dibanding dengan sistem
OMR.
Jika dicermati, maka fokus solusi sistem OMR atau DMR sebenarnya hanya pada
efisiensi pemeriksaan hasil ujian, terutama jika ujian diikuti oleh peserta yang
sangat banyak. Sistem baru ini belum memberikan solusi untuk meng-efisienkan
tahapan pengadaan soal dan pelaksanaan ujiannya.
Dengan maraknya sistem e-learning (model pembelajaran yang ditopang
teknologi internet/intranet), maka mulai dipopulerkan perangkat lunak LMS
(Learning Management System). LMS mampu menghadirkan sistem pembelajaran
secara online sehingga materi-materi keilmuan bisa diakses oleh banyak peserta
tanpa dibatasi ruang dan waktu. Di dalam software LMS biasanya tersedia
fasilitas online-test. Namun sarana tes secara elektronik ini baru bisa
dimanfaatkan jika peserta tes telah terdaftar sebagai user dalam komunitas elearning
tersebut. Untuk kebutuhan tes yang sifatnya insidentil seperti USM
(Ujian Saringan Masuk), UPSB (Ujian Penerimaan Siswa Baru), recruitment test
atau psikotes, maka software LMS tidak cukup praktis untuk diterapkan, karena
pada dasarnya LMS tidak dirancang sebagai perangkat lunak khusus untuk
mengelola suatu tes/ujian.
Beberapa lembaga pendidikan telah mengembangkan sistem pelaksanaan ujian
berbasis komputer. Namun perangkat lunak yang dibangun sebagai core sistem
tersebut merupakan produk tailor made software, sehingga hanya dapat digunakan
pada lembaga pendidikan yang bersangkutan, dan tidak sesuai untuk
diimplementasikan pada institusi lainnya.
Saat ini beberapa perangkat lunak khusus untuk mengelola tes/ujian telah
dipasarkan, misalnya : Articulate Studio (buatan Articulate Global Inc.), eTest
(buatan PT.Edu Media Nusantara), BOCSoft eQuestion (buatan BOCSoft
Indonesia). Semua perangkat lunak tersebut termasuk kategori commercial
software sehingga dibutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk bisa
diimplementasikan pada lembaga-lembaga pendidikan yang sumber dananya
terbatas.
I.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan di atas, dapat dirumuskan pokok-pokok permasalahan
sebagai berikut :
1. Tes/ujian dengan bentuk soal non-essay dapat dilaksanakan secara efisien
dengan memanfaatkan peran teknologi informasi. Permasalahannya adalah
bagaimana agar efisiensi ini dapat diterapkan dalam semua tahapan, mulai
dari persiapan pengadaan soal, manajemen peserta, pelaksanaan ujiannya,
pemeriksaan hasil ujian, hingga pengumuman hasil ujian.
2. Bagaimana mengembangkan perangkat lunak pengelola ujian yang dapat
diterapkan secara umum pada berbagai institusi yang membutuhkan.
3. Bagaimana metode untuk menangani berbagai peluang kecurangan dalam
pelaksanaan ujian secara elektronik.
I.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dengan penelitian tesis ini adalah sebagai berikut :
1. Membangun perangkat lunak yang berfungsi mengelola semua tahapan
ujian/evaluasi secara efisien serta mampu meminimalisasi problem
kecurangan dalam ujian. Selanjutnya software ini disebut Perangkat Lunak
Pengelola Ujian (PLPU).
2. PLPU diharapkan dapat diterapkan pada berbagai lembaga pendidikan
formal, lembaga pelatihan, instansi perkantoran atau institusi lainnya, serta
dapat digunakan secara mudah oleh semua kalangan masyarakat (pelajar,
mahasiswa, karyawan, dan sebagainya).
3. Mendedikasikan produk akhir PLPU sebagai sebuah freeware, sehingga
bisa dimanfaatkan oleh siapa saja secara cuma-cuma dan bersifat legal.
I.4 Batasan Masalah
Fokus penelitian tesis ini dibatasi sebagai berikut :
1. PLPU hanya menangani ujian berbentuk non-essay.
2. PLPU merupakan aplikasi client-server berbasis web, maka untuk
mengoperasikannya diperlukan jaringan komputer yang dapat mengakses
content web, baik dalam lingkup lokal (jaringan intranet) atau jaringan
internet.
3. PLPU tidak menangani validitas / keabsahan peserta ujian, khususnya
untuk pelaksanaan ujian jarak jauh (distance-test).
I.5 Metodologi Penelitian
Metodologi yang digunakan dalam penelitian tesis ini meliputi :
1. Studi literatur mengenai prinsip-prinsip evaluasi dalam pendidikan,
komparasi PLPU dalam berbagai media, metode pengelolaan peserta dan
bahan uji dalam perangkat lunak e-test dan modul online-test dalam LMS,
serta teknik membangun secure web-based application.
2. Membangun perangkat lunak dengan tahapan sebagai berikut :
a. Analisis kebutuhan pengguna
b. Perancangan sistem
c. Implementasi perangkat lunak
d. Pengujian dan evaluasi
I.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam tesis ini adalah sebagai berikut :
1. Bab I merupakan bagian pendahuluan yang meliputi uraian latar belakang,
rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, metodologi
penelitian dan sistematika penulisan tesis.
2. Bab II berisi landasan teori mengenai prinsip-prinsip evaluasi,
perkembangan teknologi piranti pengelola evaluasi, serta teknologi web.
3. Bab III memuat kajian analisis sistem, terdiri atas analisis proses evaluasi,
pemodelan use case, deskripsi data, deskripsi kebutuhan perangkat lunak,
dan deskripsi kebutuhan non fungsional.
4. Bab IV menguraikan detail perancangan perangkat lunak berupa
perancangan kelas, database, antar muka, dan penanganan kesalahan.
5. Bab V berisi implementasi dan pengujian perangkat lunak.
6. Bab VI merupakan bab penutup yang memuat kesimpulan dan saran-saran
yang diajukan penulis.
File Selengkapnya.....
