ABSTRAKSI
(BOS) SMP. Negeri di Kota Semarang
Kata kunci : BOS, Akses pendidikan, kemiskinan ;
Program BOS dilatarbelakangi oleh kenaikan harga BBM yang mengakibatkan turunnya
dayabeli masyarakat yang berdampak negatif terhadap akses masyarakat miskin terhadap
Pendidikan Dasar Sembilan Tahun. Sesuai UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional mengamanatkan bahwa “Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk
memperoleh pendidikan yang bermutu dan Pemerintah wajib memberikan layanan dan kemudahan
serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa
diskriminasi.” Dalam evaluasi Program BOS ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar
cakupan dana BOS dalam rangka meningkatkan akses pendidikan bagi siswa/siswi keluaraga
miskin dan tidak mampu dan bagaimanakah dampak pelaksanaan program BOS terhadap sekolah
maupun masyarakat. Metode evaluasi diskriptif kualitatif yang didukung dengan data kuantitatif .
Hasil evaluasi telah mengungkapkan bahwa pelaksanaan BOS tahun 2007 untuk
SMP.Negeri telah dilaksanakan dengan baik meskipun masih terdapat beberapa catatan yakni ;
Hasil penelitian mengungkapkan BOS tahun 2007 untuk 41 SMP Negeri Sebesar Rp.
22.134.027.000 dari jumlah tersebut (30%) untuk pembayaran tenaga honorer /GTT/ PTT,
Tenaga Harlep, (25%) untuk belanja barang jasa dan (20%) untuk kegiatan belajar mengajar,
(15%). kegiatan kesiswaan dan (10%) dan pemeliharaan gedung. Berdasarkan Laporan
Pertanggungjawaban BOS dan Realisasi RAPBS tahun 2007, ternyata kontribusi BOS sangat
signifikan yakni 31 %, orang tua/wali murid 42 % dan APBD Kota Semarang sebesar 27 %.
Cakupan BOS terhadap layanan siswa miskin berkisar 20 % - 33%. Dari totalitas siswa miskin
baru dapat terlayani 20% - 25% hal ini disebabkan BOS belum dapat menjangkau seluruh siswa
miskin. Cakupan BOS terhadap layanan siswa tidak mampu dari total siswa 32.102 siswa masih
sekitar 8% atau 2.386 siswa tidak mampu. atau 1365 siswa yang memperoleh layanan atau sekitar
57% sisanya 1021 anak atau sekitar 43% belum mendapatkan layanan pendidikan pihak sekolah.
Potensi BOS terrnyata belum menjangkau semua siswa miskin /tidak mampu untuk memperoleh
layanan pendidikan secara memadai. Dampak BOS ternyata dapat memperkuat kemampuan
sekolah dalam memberikan materi pembelajaran dan kegiatan tambahan kepada siswa. Oleh
karena itu beberapa komponen yang semula dibebankan orang tua siswa melalui SPP menjadi
berkurang, adanya peningkatan kuantitas dan kualitas sarana pendidikan, beban biaya sekolah
menjadi lebih berkurang, dapat dirasakan masyarakat akan dapat mengurangi anak putus sekolah.
Hambatan pelaksanaan BOS antara lain Pencairan BOS sering terlambat, hal ini menjadi
mengganggu kegiatan belajar mengajar. Rekomendasi antara laian, Searah tujuan BOS
hendaknya pemanfaatan dana BOS benar-benar diarahkan untuk operasional sekolah yang
menunjang kelancaran proses belajar, sumber dana sekolah berasal dari APBD, BOS dan
Sumbangan orang tua siswa, ketiga komponen ternyata sumbangan orang tua murid paling
dominan. Keberadaan BOS tetap dipertahankan. Jumlah anggaran perlu ditingkatkan dan serta
realisasi pencaiaran dana BOS yang dilakukan tiap triwulan dan pencairannya diawal bulan harus
dapat terwujud, Hal ini dimaksudkan agar efektif. Agar sasaran BOS tercapai secara efektif yaitu
memberikan akses bagi siswa keluarga miskin maupun siswa keluarga tidak mampu mendapatkan
layanan pendidikan dasar yang bermutu, sudah seharusnya untuk melakukan seleksi secara
transparan bagi siswa miskin/tidak mampu dengan membentuk tim kecil yang melakukan tugas
melakukan pengecekan kondisi siswa yang sebenarnya di lapangan disamping berdasarkan surat
keterangan dari Kepala Kelurahan
File Selengkapnya.....