BAB I
PENDAHULUAN
Pada dasarnya penyakit dibagi menjadi penyakit menular dan penyakit tidak menular atau dapat juga disebut penyakit degeneratif. Di antara berbagai penyakit degeneratif yang dapat dijumpai, Diabetes Melitus (DM) adalah salah satu penyakit yang menjadi masalah yang cukup serius dalam menyebabkan morbiditas dan mortalitas di berbagai belahan dunia, terutama di negara-negara berkembang (Suyono, 2006).
Meningkatnya prevalensi DM di beberapa negara berkembang akibat peningkatan kemakmuran di negara bersangkutan saat ini banyak disoroti. Menurut jurnal American Diabetes Association (ADA) terdapat 20,8 juta penduduk di Amerika Serikat menderita DM. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah pengidap DM di atas umur 20 tahun akan membengkak menjadi 300 juta orang pada tahun 2025. WHO memprediksi, Indonesia akan menempati peringkat no 5 sedunia dengan jumlah pengidap DM sebanyak 12,4 juta orang pada tahun 2025 (Suyono, 2006).
Diabetes melitus diakibatkan karena kelainan kerja insulin, sekresi insulin atau kedua-duanya (Gustaviani, 2006). Hiperglikemia pada DM menyebabkan kenaikan kadar radikal bebas. Adanya proses autooksidasi pada hiperglikemi memicu pembentukan radikal bebas. Radikal bebas dapat
merusak membran sel, menjadi lipid peroksida atau malondialdehyde (MDA), bila berlanjut mengakibatkan kerusakan sistem membran sel dan kematian sel (Yasa et al., 2007). MDA merupakan produk yang sangat beracun yang sebagian diproduksi dari peroksidasi lipid yang merupakan turunan dari produk radikal bebas. Banyak penelitian menunjukkan bahwa kadar MDA konsentrasinya cukup meningkat pada DM (Slatter et al., 2000).
Biaya pengobatan DM cukup mahal, sehingga saat ini mulai dikembangkan pengobatan alternatif dengan menggunakan herbal. Selain harganya yang terjangkau, obat herbal juga memiliki efek samping yang relatif kecil. Di antara 250.000 spesies tanaman obat di seluruh dunia diperkirakan banyak yang mengandung senyawa anti-DM yang belum diketemukan (Suharmiati, 2003).
Penelitian menunjukkan bahwa herba daun sendok (Plantago major L.) kaya akan berbagai kandungan kimia di antaranya Choline, chromium, fiber, niacin, sorbitol, zinc, Magnesium, Ascorbic-acid, chlorogenic-acid, manganese dan ursolic-acid yang mempunyai efek sebagai antidiabetik dan hipoglikemi. Daun sendok juga mengandung Allantoin, apigenin, aucubin, baicalin, beta-carotene, caffeine-acid, ferulic-acid, fumaric-acid, Genipocidic-acid, hispidulin, luteolin, oleanolic-acid, P-coumaric-acid, P-hydroxy-benzoic-acid, salicylic-acid, selenium, syringic-acid, tannin, tyrosol dan vannilic-acid sebagai antioksidan (Duke, 2010). Dari aktivitas kandungan tersebut, daun sendok tidak hanya sekedar untuk terapi hipoglikemik saja, tetapi bisa dikembangkan sebagai antioksidan. Oleh pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id karena itu daun sendok dapat digunakan untuk terapi terhadap komplikasi diabetik yang timbul akibat naiknya gula glukosa darah, salah satunya adalah peningkatan kadar MDA.
Penelitian mengenai pengaruh daun sendok terhadap kadar glukosa darah pernah dilakukan antara lain penelitian Aguilar et al. (2006) menunjukkan efek hipoglikemik dari biji daun sendok. Tetapi penelitian untuk mengetahui efek penurunan kadar MDA oleh daun sendok menurut penelusuran pustaka belum pernah dilakukan.
Berdasarkan pernyataan di atas, penulis ingin melakukan penelitian mengenai pengaruh ekstrak daun sendok terhadap penurunan kadar MDA.
B. Perumusan Masalah
Adakah pengaruh pemberian ekstrak daun sendok terhadap kadar MDA pada mencit Balb/C dengan induksi streptozotocin?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengkonfirmasi pengaruh ekstrak daun sendok terhadap kadar MDA pada mencit Balb/C induksi streptozotocin.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah tentang pengaruh ekstrak daun sendok terhadap kadar MDA pada mencit Balb/C induksi streptozotocin.
2. Manfaat aplikatif
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi langkah awal untuk penelitian lebih lanjut dalam upaya memanfaatkan daun sendok menuju fitofarmaka.
File Selengkapnya.....