ABSTRAK
Tujuan utama dari corporate governance adalah minimalisasi biaya
perusahaan (agency costs) yang berasal dari pemisahan kepemilikan dan
pengendalian (Weber, 2006). Kepemilikan manajerial merupakan salah satu
mekanisme `governance` yang digunakan untuk mengurangi biaya perusahaan;
namun, kepemilikan juga menciptakan insentif bagi seorang manajer yang secara
oportunistik memanipulasi harga saham (Stein, 1989). Jika suatu perusahaan
memiliki corporate governance yang baik, maka potensi seorang manajer dalam
melakukan tindakan manajemen laba yang berhubungan dengan kompensasi yang
tidak diinginkan, dapat di kontrol oleh governance. Dengan demikian, penelitian ini
bertujuan untuk menguji kebenaran bahwa corporate governance mempengaruhi
hubungan antara sensitivitas kekayaan eksekutif dan manajemen laba, maka
corporate governance dimasukkan sebagai variabel moderating.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan–perusahaan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pemilihan sampel dilakukan secara purposive
sampling dari tahun 2005 s/d 2007 sesuai kriteria yang ditentukan dan diperoleh
sampel sebanyak 51 perusahaan. Pengolahan data dilakukan secara pooling sehingga
diperoleh 153 pengamatan. Sedangkan alat analisis yang digunakan untuk menguji
H1 dan H2 adalah analisis regresi berganda.
Hasil analisis mendukung H1 bahwa terdapat hubungan yang positif dan
signifikan antara sensitivitas kekayaan eksekutif dengan manajemen laba. Hasil
analisis ini juga menunjukkan bahwa variabel moderating corporate governance
tidak berpengaruh secara nyata terhadap hubungan antara sensitivitas kekayaan
eksekutif dengan manajemen laba, maka H2 tidak diterima.
Kata kunci: Sensitivitas kekayaan eksekutif, manajemen laba, dan corporate
governance.
File Selengkapnya.....