ABSTRAKSI
Selama tahun 2005 harga minyak dunia mengalami kenaikan dari kisaran 40
dolar AS per barel hingga kisaran 60 dolar AS per barel. Mengingat minyak
berfungsi sebagai bahan bakar dan bahan proses produksi bagi industri, maka
kenaikan harga minyak menyebabkan beban biaya produksi bagi industri sehingga
akan melemahkan aspek fundamental perusahaan. Dampaknya harga saham
perusahaan akan cenderung mengalami penurunan. Dalam penelitian ini peristiwa
kenaikan BBM terjadi dua kali yaitu 1 Maret 2005 dan 1 Oktober 2005 dan diduga
mempengaruhi terciptanya pergerakan harga saham dan volume perdagangan di
BEJ.
Penelitian ini menggunakan metode analisis event study yang banyak
dipakai dalam penelitian-penelitian event study, antara lain oleh Suryawijaya dan
Setiawan (1998), Affandi, et al (1998), dan Paultje (2001). Langkah pertama yang
dilakukan adalah menentukan periode penelitian. Periode penelitian yang digunakan adalah
70 hari bursa yang terdiri dari periode estimasi (estimation period) dan periode peristiwa
(event period). Periode estimasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah selama 60
hari, yaitu t-65 hingga t-6 sebelum event day tanggal 1 Maret 2005 (kenaikan harga BBM
1) dan 1 Oktober 2005 (kenaikan harga BBM 2).
Hasil penelitian pada kenaikan harga BBM tanggal 1 Maret 2005 dan 1
Oktober 2005 menyebabkan adanya fluktuasi harga saham di Bursa Efek Jakarta.
Reaksi pasar modal terhadap adanya kenaikan harga BBM memang bisa diduga
mengingat isu seputar kenaikan BBM sudah beredar sebelum tanggal kenaikan.
Harga saham bereaksi saat ada pengumuman tentang kenaikan harga BBM, tetapi
berdasarkan hasil penelitian menunjukkan perbedaan abnormal return dan total
volume perdagangan tidak signifikan pada sebelum dan sesudah pengumuman
kenaikan harga BBM. Selain itu tidak terdapat perbedaan rata-rata abnormal return
yang signifikan kenaikan harga BBM 1 Maret 2005 dengan 1 Oktober 2005.
File Selengkapnya.....