ABSTRAK
Berkembangnya suatu wilayah perkotaan, berakibat pula pada konsekuensi pengembanan fasilitas
pelayanan umum bagi masyarakat kota tersebut. Pembangunan di segala bidang sagat diperlukan bagi suatu
pengembangan perkotaan, salah satunya pembangunan bidang kesehatan. Untuk itu harus didukung dengan
fasilitas yang memadai, termasuk fasilitas rumah sakit, baik yang disediakan oleh pihak pemerintah
(termasuk pemerintah daerah) maupun swasta.
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tugurejo-Semarang merupakan salah satu rumah sakit milik
pemerintah, khususnya Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, sebelumnya merupakan salah satu rumah sakit
khusus kusta dan merupakan pusat rujukan di Provinsi Jawa Tengah. Keberadaan RSUD ini merupakan
salah satu wujud upaya pemenuhan fasilitas umum, khususnya kesehatan bagi masyarakat, dan utamanya di
wilayah kota Semarang bagian barat. Sebagai suatu fasilitas pelayanan umum, RSUD Tugurejo diharapkan
dapat melayani masyarakat dalam wilayah pelayanannya dengan optimal, sesuai dengan standar pelayanan
kesehatan yang berlaku, dengan mempertimbangkan perkembangan yang terjadi dalam masyarakat itu
sendiri, mengingat wilayah layanan RSUD Tugurejo meliputi wilayah permukiman dan lingkungan industri
yang cukup besar di Semarang bagian barat.
Berdasarkan hal diatas, maka pertanyaan penelitian yang dapat diangkat dalam penelitian ini
adalah ”Bagaimana Pengembangan Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang?”
Analisa yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teori wilayah pengaruh (influence
area) dan teori titik henti (breaking point) sehingga dapat diprediksikan wilayah layanan ideal bagi RSUD
Tugurejo dan perkembangan minat masyarakat terhadap keberadaan RSUD tersebut sebagai permintaan
layanan kesehatan (demand), kemudian dibandingkan dengan standarisasi layanan kesehatan yang berlaku
dan fasilitas yang tersedia (supply). Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan arahan
pengembangan RSUD Tugurejo, yang selanjutnya dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam
menentukan kebijakan pengembangan RSUD Tugurejo Semarang.
Dilihat dari sisi demand (permintaan pelayanan kesehatan) minat masyarakat terhadap layanan
RSUD Tugurejo terus meningkat, BOR (Bed Occupation Rate) pada tahun 2006 telah mencapai 76,84%,
pada 3 tahun terakhir, peningkatan BOR rata-rata naik 7,01 % pertahun, sedangkan BOR ideal 60-85%.
Dari perbandingan fasilitas yang tersedia dengan jumlah penduduk di wilayah pelayanan, yang diperoleh
dari analisis dengan mengunakan teori wilayah pengaruh dan titik henti, dibandingkan dengan standar
kebutuhan SDM layanan minimal, maka dapat dilihat bahwa maih terdapat kekurangan tenaga
medis/kesehatan di wilayah tersebut, dari kebutuhan tenaga layanan kesehatan ideal dibanding dengan
tenaga yang tersedia masih terdapat kekurangan sebesar 466 orang. Demikian pula dengan fasiltas ruang,
utamanya ruang untuk rawat inap masih terdapat kekurangan 437 ruang dengan luasan ideal 7.249, 5 m2.
Berdasarkan hal diatas maka permasalahan pengembangan di RSUD Tugurejo adalah kurangnya
sumber daya manusia (tenaga medis dan non medis); kurangnya pelayanan poliklinik untuk melayani
pasien dan kapasitas pelayanan yang masih kurang mencukupi untuk melayani pasien.
Konsep pengembangan pelayanan di RSUD Tugurejo dan sekitarnya mempertimbangkan
permasalahan yang ada serta teori-teori tentang dasar-dasar pelayanan umum, yang secara umum meliputi
kesederhanaan prosedur, kejelasan, kepastian, kemanan, keterbukaan, efesiensi, ekonomis, keadilan yang
merata, dan ketepatan waktu. Dengan pertimbangan ini, maka konsep pengembangan mengoptimalkan
potensi yang dimiliki dan memperhatikan pula potensi pasar (pasien) dan kecenderungan jangkauan
pelayanan RSUD. Konsep yang dikembangkan meliputi 3 aspek, pertama di RSUD Tugurejo sendiri, kedua
pengembangan pelayanan di luar RSUD, serta yang ketiga adalah pengembangan inftrastruktur pendukung
pelayanan kesehatan.
Arahan pengembangan pelayanan RSUD Tugurejo di masa depan adalah peningkatan sumber
daya manusianya, baik medis maupun non medis dari segi kuantitas maupun kualitasnya; peningkatan serta
menyempurnakan penyediaan prasarana dan sarana penunjang Rumah Sakit dalam rangka mencapai visi;
peningkatan pelayanan kesehatan, melalui pengembangan poli-poli unggulan seperti poli kecantikan dan
lain-lain; peningkatan manajemen pelayanan agar dapat memberikan pelayanan yang prima kepada
masyarakat secara segera, efektif dan efisien; serta peningkatan kerjasama dengan tiap mata rantai
kesehatan.
Kata kunci: pengembangan, pelayanan, rumah sakit
File Selengkapnya.....