BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi oleh virus dengue yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan perhatian internasional. DBD pertama kali terjadi di dunia pada tahun 1780-an yang terjadi serentak di Asia, Afrika dan Amerika Utara terdapat sekitar 100 negara yang saat ini berstatus endemik DBD dan 40 % populasi atau sekitar 2,5 milyar orang beresiko terkena DBD karena berada di wilayah tropis dan subtropis (Widyanto dkk, 2013).
Menurut WHO (2009) Penyakit demam berdarah dengue paling banyak menyerang anak – anak rata – rata 5 % dan 500 ribu diantaranya membutuhkan perawatan intensif. Dan setiap tahunnya dilaporkan sebanyak 21.000 anak meninggal (Sorwono dkk, 2009)
Di Indonesia DBD pertama kali di temukan di Surabaya pada tahun 1968, dengan jumlah kasus sebayak 58 orang dengan 24 orang meninggal diantaranya. DBD menyebar dari surabaya ke barbagai daerah sampai tahun 1980. Kejadian luar biasa terjadi pada tahun 1980 dengan angka kesakitan sebesar 35.19 per 100.000 penduduk dan angka kematian sebesar 2 % pada tahu 2008 angka kematian di Indonesia tercatat sebanyak 135.871 kasus. Sedangkan pada tahun yang sama di provinsi Jawa Barat tercatat sebanyak 23.248 kasus DBD (Widyanto dkk, 2013).
Di Indonesia sendiri menjelaskan bahwa kasus DBD pada tahun 2007 yang tertinggi adalah di provinsi Jawa Tengah dengan 24.069 kasus dan 335 meninggal masyarakat Indonesia sendiri khususnya yang tinggal di daerah perkotaan hanya sedikit yang melaksanakan program 3M (menguras, mengubur, menutup) oleh karena jumlah penduduk yang cukup padat sehingga sangat terbatasnya akses air bersih serta tidak adanya tempat adanya mengubur barang – barang bekas. Penyakit DBD sudah terjadi sampai kewilayah terkecil sekalipun hingga berbagai Kecamatan maupun Kabupaten (Sorwono dkk, 2009).