BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seiring dengan kemajuan zaman dan gerak laju pembangunan nasional di bidang pendidikan, pemerintah senantiasa berusaha meningkatkan mutu pendidikan nasional dengan memperbaiki komponen yang terkait di dalamnya. Salah satu diantaranya adalah perubahan kurikulum dan pengajaran di sekolah, mulai dari Sekolah Dasar sampai Sekolah Lanjutan. Perubahan tersebut dilakukan sebagai tindak lanjut terhadap hasil evaluasi yang dilakukan secara berkesinambungan demi memenuhi tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pendidikan dalam arti luas memegang peranan penting yang strategis dalam upaya menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal, mempunyai keterampilan dan kualitas yang tinggi. Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan peningkatan mutu pendidikan yang tidak terlepas dari mutu pengajaran. Salah satu yang diperhatikan adalah peningkatan pendidikan dibidang matematika. Dalam dunia pendidikan salah satu pelajaran yang penting adalah matematika karena merupakan sarana berpikir logis, analisis dan sistematis sehingga ilmu pengetahuan dan teknologi terbentuk atas landasan kerangka berpikir matematika dan sarana berpikir intelektual.
Dari usia perkembangan kognitif, siswa SD masih terikat dengan objek kongkrit yang dapat ditangkap oleh panca indera. Dalam pembelajaran matematika yang abstrak, siswa memerlukan alat bantu berupa media, dan alat peraga yang dapat memperjelas apa yang akan disampaikan oleh guru sehingga lebih cepat dipahami dan dimengerti oleh siswa. Proses pembelajaran pada fase kongkrit dapat melalui tahapan kongkrit, semi kongkrit, semi abstrak dan selanjutnya abstrak.
Berdasarkan observasi tanggal 11 Februari 2014 dan wawancara terhadap guru kelas V SD Negeri Kompleks Sambung Jawa yang telah dilakukan, maka diperoleh keterangan bahwa nilai rata-rata hasil belajar matematika siswa pada kelas V SD Negeri Kompleks Sambung Jawa tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata ulangan harian siswa semester ganjil hanya mencapai 63. Nilai rata-rata ini jika dibandingkan dengan kriteria ketuntasan minimum, yakni sebesar 65 dapat dikatakan bahwa nilai tersebut berada dibawah standar ketuntasan yang diharapkan.
Salah satu penyebab rendahnya hasil dan kualitas pembelajaan siswa adalah kepasifan siswa dalam pembelajaran matematika di kelas. Mereka cenderung hanya menerima transfer pengetahuan dari guru. Guru hanya sekedar memberikan informasi pengetahuan semata dan kurang melibatkan siswa dalam pencariannya. Hal ini mengakibatkan siswa menjadi malas dan kurang termotivasi dalam menerima pelajaran termasuk pelajaran matematika. Sesuai pengamatan peneliti di kelas V SD
Negeri Kompleks Sambung Jawa, siswa jarang sekali diajak untuk mencari dan menemukan sendiri rumus keliling, luas dan ciri-ciri bangun datar. Padahal, jika siswa diarahkan untuk melakukan hal tersebut, pembelajaran pengukuran akan lebih bermakna dan membuat siswa lebih mengerti. Pemahaman konsep tentang materi bangun datar akan lebih bertahan lama dalam ingatan atau benak siswa. Sehingga pada akhirnya kualitas pembelajaran siswa akan lebih meningkat.
Hal ini juga terungkap dari hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan
peniliti terhadap guru kelas dan siswa kelas V SD Negeri Kompleks Sambung Jawa bahwa masalahyang dihadapi saat ini dalam pembelajaran matematika pada materi bangun datar dengan menggunakan media atau alat peraga masih kurang. Menurut siswa, guru masih jarang menggunakan media atau alat peraga dalam proses pembelajaran dan media yang digunakan kurang menarik dan tidak bervariasi. Sehingga kurang meningkatkan minat dan respon yang baik dari siswa. Kurangnya
pemahaman siswa dengan konsep bangun datar ini disebabkan oleh dua faktor yaitu timbulnya dari dalam diri siswa dan guru itu sendiri. Menurut alasan peneliti ada 4 hal yang mempengaruhi kurangnya pemahaman siswa dalam materi konsep bangun datar, antara lain: (1) dari dalam diri siswa, (2) siswa kurang memperhatikan materi yang diajarkan oleh guru, (3) bahasa yang digunakan oleh guru kurang bermakna bagi siswa, (4) kurang memanfaatkan media yang ada di sekelilingnya.