ABSTRAK
ESTY SETIA LESTARI. 2006.
Absorpsi Mineral dan Kadar Lemak Darah pada
Tikus yang Diberi Serat Ampas Teh Hasil Modifikasi Melalui Fermentasi
dengan Aspergillus niger. Skripsi. Program Studi Nutrisi dan Makanan Ternak.
Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor.
Pembimbing Utama : Dr. Ir. Toto Toharmat, M.Agr.Sc.
Pembimbing Anggota : Ir. Iman Hernaman, M Si.
Ampas teh merupakan limbah industri teh botol yang mempunyai potensi
besar sebagai sumber serat. Penggunaan serat ampas teh dalam ransum dapat
menurunkan kadar lemak darah dengan cara mengikat misel dan asam empedu untuk
segera dikeluarkan melalui feses, sehingga peranan serat ini dapat mencegah
terjadinya penyakit yang diakibatkan oleh kelainan metabolisme lemak. Selain itu,
serat mempunyai daya ikat kation, sehingga dapat mengganggu keseimbangan
mineral di dalam tubuh. Penelitian ini dirancang untuk mengkaji pengaruh
modifikasi serat ampas teh melalui fermentasi dengan Aspergillus niger terhadap
daya ikat lemak dan mineral.
Penelitian dilakukan di kandang uji fisiologis, Laboratorium Ilmu Nutrisi
Penelitian dilakukan di kandang uji fisiologis, Laboratorium Ilmu Nutrisi
Ternak Perah, Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut
Pertanian Bogor. Penelitian berlangsung dari bulan Juli sampai dengan bulan
Nopember 2005. Hewan percobaan yang digunakan adalah tikus putih (Rattus
norvegicus) lepas sapih strain Sprague Dawley berumur 21 hari sebanyak 15 ekor
dengan bobot awal 41,17 ± 4,05 g. Ransum perlakuan terdiri dari 5 macam, yaitu:
ransum basal (T0), ransum 5% ampas teh tanpa difermentasi (T), ransum 10%
ampas teh tanpa difermentasi (T105), ransum 5% ampas teh difermentasi (Tf), dan
ransum 10% ampas teh difermentasi (Tf). Peubah yang diamati terdiri dari
konsumsi bahan kering ransum, pertambahan bobot badan, konversi ransum,
absorpsi mineral Ca, P, dan Mg, serta kadar kolesterol dan trigliserida darah.
Percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan
3 ulangan. Data dianalisa dengan analisa Sidik Ragam (ANOVA), dan apabila terdapat perbedaan dilanjutkan dengan uji Kontras Orthogonal.10
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa pemberian serat ampas teh baik yang
difermentasi maupun yang tidak difermentasi tidak mempengaruhi performans,
absorpsi mineral P, dan kolesterol serta trigliserida darah. Akan tetapi, penambahan
ampas teh menurunkan (P<0 absorpsi="" ampas="" ca="" dan="" fermentasi="" mg.="" p="" serat="" teh="">dengan Aspergillus niger mampu mengubah karakteristik kimia serat, khususnya daya ikat kation.
0>
Absorpsi Mineral dan Kadar Lemak Darah pada
Tikus yang Diberi Serat Ampas Teh Hasil Modifikasi Melalui Fermentasi
dengan Aspergillus niger. Skripsi. Program Studi Nutrisi dan Makanan Ternak.
Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor.
Pembimbing Utama : Dr. Ir. Toto Toharmat, M.Agr.Sc.
Pembimbing Anggota : Ir. Iman Hernaman, M Si.
Ampas teh merupakan limbah industri teh botol yang mempunyai potensi
besar sebagai sumber serat. Penggunaan serat ampas teh dalam ransum dapat
menurunkan kadar lemak darah dengan cara mengikat misel dan asam empedu untuk
segera dikeluarkan melalui feses, sehingga peranan serat ini dapat mencegah
terjadinya penyakit yang diakibatkan oleh kelainan metabolisme lemak. Selain itu,
serat mempunyai daya ikat kation, sehingga dapat mengganggu keseimbangan
mineral di dalam tubuh. Penelitian ini dirancang untuk mengkaji pengaruh
modifikasi serat ampas teh melalui fermentasi dengan Aspergillus niger terhadap
daya ikat lemak dan mineral.
Penelitian dilakukan di kandang uji fisiologis, Laboratorium Ilmu Nutrisi
Penelitian dilakukan di kandang uji fisiologis, Laboratorium Ilmu Nutrisi
Ternak Perah, Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut
Pertanian Bogor. Penelitian berlangsung dari bulan Juli sampai dengan bulan
Nopember 2005. Hewan percobaan yang digunakan adalah tikus putih (Rattus
norvegicus) lepas sapih strain Sprague Dawley berumur 21 hari sebanyak 15 ekor
dengan bobot awal 41,17 ± 4,05 g. Ransum perlakuan terdiri dari 5 macam, yaitu:
ransum basal (T0), ransum 5% ampas teh tanpa difermentasi (T), ransum 10%
ampas teh tanpa difermentasi (T105), ransum 5% ampas teh difermentasi (Tf), dan
ransum 10% ampas teh difermentasi (Tf). Peubah yang diamati terdiri dari
konsumsi bahan kering ransum, pertambahan bobot badan, konversi ransum,
absorpsi mineral Ca, P, dan Mg, serta kadar kolesterol dan trigliserida darah.
Percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan
3 ulangan. Data dianalisa dengan analisa Sidik Ragam (ANOVA), dan apabila terdapat perbedaan dilanjutkan dengan uji Kontras Orthogonal.10
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa pemberian serat ampas teh baik yang
difermentasi maupun yang tidak difermentasi tidak mempengaruhi performans,
absorpsi mineral P, dan kolesterol serta trigliserida darah. Akan tetapi, penambahan
ampas teh menurunkan (P<0 absorpsi="" ampas="" ca="" dan="" fermentasi="" mg.="" p="" serat="" teh="">dengan Aspergillus niger mampu mengubah karakteristik kimia serat, khususnya daya ikat kation.
0>
Kata-kata kunci: ampas teh, fermentasi, mineral, kolesterol, trigliserida