BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia sejak tahun 1997, membawa Indonesia kedalam krisis ekonomi berkepanjangan, seakan akan tanpa adanya penyelesaian yang tepat dampak dari krisis tersebut adalah terganggunya pembangunan nasional secara luas. Termasuk pembangunan usaha ternak ayam petelur. Pembangunan usaha ternak ayam petelur berarti akan meningkatkan kesejahteraan jutaan penduduk Indonesia khususnya peternak dilokasi Kabupaten Enrekang. Tidak hanya diarahkan pada peningkatan produksi, penjualan dan pendapatan saja akan tetapi, menyangkut pula para peternak ayam dan pengembangan secara keseluruhan yang dilakukan secara terpadu.
Perkembangan dunia bisnis khususnya pada bisnis usaha peternakan, Subsektor peternakan mempunyai keterkaitan kebelakang (Backward Linkages) yang tinggi, terutama usaha perunggasan dengan usaha pakan ternak. Ketergantungan dan tingkat sensitivitas yang tinggi antara keduanya mewarnai pasang surut sektor peternakan di Indonesia khususnya Kabupaten Enrekang. Sejalan dengan terus membaiknya perkembangan usaha peternakan ayam petelur di Indonesia khususnya Kabupaten Enrekang, agar mampu memenuhi
kebutuhan negeri. Pemerintah harus didorong untuk mengeluarkan kebijakan yang ditujukan untuk membangun dan membina usaha ternak ayam petelur agar mampu meningkatkan produktivitas dengan kualitas yang baik. Sehingga mampu berdaya saing dengan telur ayam impor serta dapat mengurangi ketergantungan akan impor telur ayam secara bertahap.
Dengan semakin meningkatnya tingkat persaingan usaha. Informasi menjadi suatu hal yang teramat penting. Salah satu informasi yang penting dalam sebuah perusahaan adalah informasi harga pokok penjualan (HPP), dalam menghasilkan barang yang akan dijual, dimana perusahaan dapat mengetahui ongkos penjualan dan keuntungan yang didapatkan. Usaha ternak ayam petelur saat ini telah melakukan perhitungan HPP secara manual dengan melakukan perhitungan secara kasar, mulai dari biaya pakan sampai pada obat yang dikeluarkan secara keseluruhan dalam periode tertentu, hal tersebut cukup menyulitkan untukmengetahui HPP dan proses penelusuran arus biaya yang dikeluarkan per kandang dan per batch pengadaan ayam. Selain itu, karena proses dilakukan secara manual maka proses pencatatan dan perhitungan membutuhkan waktu yang cukup lama dan terjadi kesulitan menganalisa keuntungan yang didapatkan dari penjualan ayam yang ada, (Andreas Handojo, 2013:01).
Melihat permasalahan yang dialami oleh Peternak ayam petelur di atas, maka dilakukan penggalian informasi, proses desain serta pembuatan aplikasi perhitungan harga pokok penjualan yang meliputi sistem pembelian, produksi, penjualan, stok barang, laporan dan perhitungan harga pokok penjualan.