BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sastra yang baik selalu memberikan cerminan dari sebuah masyarakat. Sastra merupakan sejarah dan juga tidak dapat dijadikan sumber penulisan sejarah. Akan tetapi, sastrawan yang baik akan selalu berhasil melukiskan dan mencerminkan zaman dan masyarakat. Sastrawan yang baik akan dapat menampilkan pengalaman manusia dalam situasi dan kondisi yang berlaku dalam masyarakat. Membaca karya sastra dari negara yang sedang berkembang ini, seperti di Indonesia, pasti akan menemukan banyak persamaan, meskipun tentunya juga akan diketemukan berbagai reaksi dan jawaban yang berbeda, akibat dari latar belakang masalah sejarah, kondisi dan situasi masyarakat maupun perorangan, agama, dan sebagainya yang saling berbeda.
Novel ini merupakan kisah nyata yang diceritakan oleh perempuan bernama Firdaus dari sel penjaranya, yang di tempat ini menunggu pelaksanaan hukuman mati. Sedangkan Annisa adalah kisah fiktif yang digambarkan dalam kehidupan masyarakat jawa yang hidup dalam bingkai kehidupan pondok pesantren. Meskipun berbagai masyarakat Arab, seperti negeri kita, berada dalam taraf transisi, dan juga dalam proses modernisasi. Masalah nilai-nilai tradisional masih merupakan masalah yang belum terselesaikan, dan malahan di berbagai masyarakat pada taraf ini terasa seakan-akan amat sulit diselesaikan.
Gender hadir di tengah-tengah percakapan, gurauan, dan juga sering menjadi akar perselisihan. Pengaruh gender tertanam kuat di dalam berbagai instuisi, tindakan, keyakinan, dan keinginan kita sehingga sering kali dianggap sebagai sesuatu yang wajar. Tugas sebagai ilmuwan dan peneliti adalah mengungkapkan apa yang sering kali tampak sebagai kebenaran umum, bukan demi menemukan kebenaran yang ada di baliknya, melainkan untuk menjelaskan bagaimana hal tersebut bisa dianggap benar.
Novel ini merupakan kisah nyata yang diceritakan oleh perempuan bernama Firdaus dari sel penjaranya, yang di tempat ini menunggu pelaksanaan hukuman mati. Sedangkan Annisa adalah kisah fiktif yang digambarkan dalam kehidupan masyarakat jawa yang hidup dalam bingkai kehidupan pondok pesantren. Meskipun berbagai masyarakat Arab, seperti negeri kita, berada dalam taraf transisi, dan juga dalam proses modernisasi. Masalah nilai-nilai tradisional masih merupakan masalah yang belum terselesaikan, dan malahan di berbagai masyarakat pada taraf ini terasa seakan-akan amat sulit diselesaikan.
Gender hadir di tengah-tengah percakapan, gurauan, dan juga sering menjadi akar perselisihan. Pengaruh gender tertanam kuat di dalam berbagai instuisi, tindakan, keyakinan, dan keinginan kita sehingga sering kali dianggap sebagai sesuatu yang wajar. Tugas sebagai ilmuwan dan peneliti adalah mengungkapkan apa yang sering kali tampak sebagai kebenaran umum, bukan demi menemukan kebenaran yang ada di baliknya, melainkan untuk menjelaskan bagaimana hal tersebut bisa dianggap benar.