BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap orang memiliki cara alamiah dalam berkomunikasi. Selama bertahun-tahun komunikasi tersebut berlangsung sehingga menjadi gaya hidup kita. Berbicara merupakan kegiatan interaksi manusia yang membutuhkan keterampilaan khusus untuk mempelajarinya.
Kemampuan berbicara merupakan faktor yang sangat mempengaruhi kemahiran soerang dalam menyampaikan informasi secara lisan. Agar pembicara itu mencapai tujuan, pembicara harus memeliki kemampuan dan keterampiian untuk menyampaikan informasi kepada orang lain. Hal ini bermakna bahwa pembicara harus memahami betul bagaimana cara berbicara yang efektif sehingga orang lain (pendengar) dapat menangkap informasi yang disampaikan pembicara secara efektif pula.
Seorang pembicara efektif dituntut memiliki kemampuan menangkap informasi secara kritis. Hasil yang diharapkan dari seorang pembicara yang memiliki keterampiian menangkap informasi secara efektif dan kritis adalah pembicara akan memiliki rasa tenggang rasa kepada lawan bicara (pendengar) sehingga pendengar dapat pula menangkap informasi yang disampaikan pembicara secara efektif.
Berbicara di depan orang lain merupakan keterampilan berbahasa yang memerlukan persiapan dan teknis tertentu sehingga apa yang disampaikan dapat dimengerti oleh orang lain dengan baik.
Kurikulum nasionai untuk pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia berorientasi padahakikat pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, yaitu bahwa memahami manusia dan nilai-nilai kemanusian. Dengan demikian, hakikat pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia ialah peningkatan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar secara lisan dan tulisan.
Mengenai kemampuan menangkap informasi berarti kita berbicara pula mengenai aktivitas menyimak.Hal tersebut tentu saja berkenan dengan kegitan menyimak tepat guna dan menyimak efektif.Oleh karena itu, para siswa perlu dilatih sejak dini mengenai upaya menyimak tepat guna dan efektif agar kemampuan berbicaranya menjadi efektif pula.