BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
konflik menjadi fenomena yang paling sering muncul karena konflik selalu menjadi bagian hidup manusia yang bersosial dan berpolitik serta menjadi pendorong dalamdinamika dan perubahan sosial-politik. Konflik memilki dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif dari konflik sosial adalah konflik tersebut menfasilitasi tercapainya rekonsiliasi atas berbagai kepentingan. Kebanyakan konflik tidak berakhir dengan kemenangan disalah satu pihak dan kekalahan dipihak lainnya. Konflik yang terjadi di indonesia, ada juga yang dapat diselesaikan dengan baik hingga berdampak baik bagi kemajuan dan perubahan masyarakat, akan tetapi ada beberapa konflik justru berdampak negatif hingga mengakibatkan timbulnya kerusakan, menciptakanh ketidakstabilan, ketidakharmonisan, dan ketidakamanan bahkan sampai mengakibatkan jatuhnya korban jiwa. Dewasa ini konflik sering terjadi diberbagai elemen masyarakat, Hal demikian dikarenakan berbagai latar belakang kebudayaan dan status sosial ekonomi. Konflik yang sering muncul dilatar belakangi oleh berbagai kepentingan antara kelompok tertentu dan membuat ketidakstabilan di dalam tatanan kehidupan masyarakat yang berkonflik. Coser (dalam Susan, 2010:60).
Konflik sering muncul pada skala yang berbeda seperti konflik antar individu (interpersonal conflict), konflik antar kelompok (Intergroup conflict), konflik antar kelompok dengan negara (vertical conflict), konflik antar Negara (intestate conflict), setiap skala memiliki latar belakang dan arah perkembangannya. Masyarakat di dunia pada dasarnya memiliki sejarah konflik dala skala antar perorangan sampai antar negara. Konflik yang bisa dikelola secara arif dan bijaksana akan mendominasi proses sosial dan bersifat konstruktif bagi perubahan sosial masyarakat dan tidak menghadirkan kekerasan. Pada catatan sejarah masyarakat dunia, konflik sering diikuti oleh bentuk-bentuk kekerasan, seperti perang dan pembantaian (susan 2009:9).
Menurut Wiese dan Becker (1989:86) Adapun latar belakang yang menyebabkan konflik yaitu: 1).perbedaan individu yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.setiap manusia adalah individu yang unik,artinya setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya.perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak selalu jalan dengan kelompoknya.
2).perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda.seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik.
3).perbedaan kepentingan antara individu dan kelompok. Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan,masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda.kadang-kadang orang bisa melakukan hal yang sama tetapi dengan tujuan yang berbeda-beda.
4).perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.perubahan adalah suatu lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut akan memicu terjadinya konflik sosial. Konflik berarti persepsi mengenai perbedaan kepentingan atau suatu kepercayaan bahwa aspirasi pihak-pihak yang berkonflik tidak dapat dicapai secara simultan.