BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan sumber daya manusia tidak terlepas dari upaya kesehatan khususnya upaya untuk meningkatkan kesehatan ibu dan bayi baru lahir Karena pembangunan sumber daya manusia harus di mulai sejak dini yakni pada janin masih dalam kandungan ibu dari masa awal pertumbuhannya. Bayi lahir dengan Berat Lahir Rendah (BBLR ) merupakan masalah kesehatan yang sering dialami pada sebagian masyarakat yang ditandai dengan berat lahir kurang dari 2500 gram. Kejadian BBLR pada dasarnya berhubungan dengan kurangnya pemenuhan nutrisi pada masa kehamilan ibu dan hal ini berhubungan faktor dan lebih utama pada masalah perekonomian keluarga sehingga pemenuhan kebut uhan konsumsi makanan pun kurang. Derajat kesehatan masyarakat dapat dinilai dengan menggunakan indikator angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Saat ini memperlihatkan bahwa angka bayi sangat memprihatinkan, mulai dari neonatal dini maupun neonatal lanjut salah satunya adalah BBLR (Anonim 2010. Diakses tanggal 29 juli 2012 )
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) merupakan salah satu komplikasi pada bayi yang bila tidak ditangani secara benar dapat menyebabkan kematian. Penyebab bayi lahir dengan berat badan rendah hingga saat ini belum diketahui namun kebanyakan karena penyakit ibu, aktivitas ibu, dan status s osial ibu, termasuk komplikasi pada saatibu hamil.(Deslidel, dkk.2011, h. 107).
Menurut World Health Organization (WHO) angka kematian bayi (kematian antara kelahiran dan usia 1 per 1000 kelahiran hidup). Pada tahun 2010 angka kematian bayi (AKB ) 27 / 1000 kelahiran hidup (Anon im. Diakses tanggal 6 juli 2012 ) Prevalensi BBLR diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia dengan batasan 33%-38% dan lebih sering terjadi di negara-negara berkembang. Secara statistik menunjukkan 90% kejadian BBLR didapatkan dinegara berkembang dan angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat lahir rendah dari 2500 gram. Angka kejadian di Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah dengan daerah yang lain, berkisar antara 9%-30%,hasil studi di 7 daerah multicenter diperoleh angka BBLR dengan rentang 2,1% -17,2%. Angka ini lebih besar dari target BBLR yang ditetapka n pada masa sasaran program perbaikan gizi menuju Indonesia sehat 2010 yakni maksimal 7 %. (Pantiawati, 2010, h.3)
Menurut hasil Survey Demografi Indonesia dan Kesehatan indonesia tahun 2007 (SDKI 2007 ) angka kematian neonatal di Indonesia sebesar kelahiran hidup, angka kematian Bayi (AKB) sebesar 34 per 1000 kelahiran hidup. Penyebab utama kematian neonatal adalah BBLR (35%), asfiksia (33,6%), tetanus (31,4%). Angka tersebut cukup memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap morbiditas dan mortalitas bayi baru lah .(Anonim 2011.Di akses 29 juli 2012)
Dari pencatatan dan pelaporan Rumah sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Gowa pada tahun 2011 didapatkan 1978 bayi yang lahir dan yang mengalami BBLR dari 284 (14,36%) jumlah kelahiran hidup. Data tersebut menunjukkan bahwa angka kejadia n BBLR dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: faktor ibu, faktor janin,dan fakptor lingkungan. Pencegahan BBLR adalah meningk atkan pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4 kali selama waktu kehamilan dan dimulai sejak umur kehamilan muda. Ibu hamil yang diduga berisiko,terutama faktor resiko yang mengarah melahirkn bayi BBLR harus cepat dilaporkan, dipantau dan dirujuk pada institusi pelayanan yang lebih mampu.