ABSTRAK
Latar belakang penelitian ini adalah keprihatinan terhadap rendahnya kemampuan IPA di Indonesia berdasarkan studi yang dilakukan PISA tahun 2012 dan 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model Problem Based Learning (PBL) terhadap kemampuan interpretasi dan analisis pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SD Negeri Perumnas Condongcatur semester gasal tahun ajaran 2016/2017.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian quasi experimental tipe non-equivalent control group design. Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri Perumnas Condongcatur sebanyak 82 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari dua kelompok yaitu kelas IV B sebagai kelompok eksperimen sebanyak 26 siswa dan kelas IV C sebagai kelompok kontrol sebanyak 30 siswa. Treatment dilakukan pada kelompok eksperimen menggunakan model PBL.Terdapat lima langkah dalam model PBL yaitu mengorientasikan siswa pada masalah, mengorganisasi siswa untuk belajar, membimbing penyelidikan individu maupun kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Model Problem Based Learning (PBL) berpengaruh terhadap kemampuan interpretasi. Rerata skor yang dicapai pada kelompok eksperimen (M = 1,167, SE =0,12) lebih tinggi daripada rerata skor yang dicapai pada kelompok kontrol (M = 0,81, SE = 0,07). Perbedaan skor tersebut signifikan dengan t (54) = 2,47, p = 0,017 (p < 0,05); termasuk kategori efek menengah dengan r = 0,32. 2) Model Problem Based Learning (PBL) berpengaruh terhadap kemampuan analisis. Rerata skor yang dicapai pada kelompok eksperimen (M = 0,93, SE =0,09) lebih tinggi daripada rerata skor yang dicapai pada kelompok kontrol (M = 0,50, SE = 0,11). Perbedaan skor tersebut signifikan dengan t (54) = -2,89, p = 0,005 (p < 0,05); termasuk kategori efek menengah dengan r = 0,36.
Kata kunci: model Problem Based Learning, kemampuan interpretasi, kemampuan analisis, mata pelajaran IPA.