ABSTRAK
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor. 122 Tahun 2005 tentang Pengolahan Air Limbah Domestik memiliki batasan konsentrasi amonia pada air buangan sebesar 10 mg/l. Namun, beberapa instalasi pengolahan limbah cari (IPLC) belum mampu mencapai angka tersebut karena nitrifikasi terhambat jika konsentrasi oksigen terlarut tidak mencukupi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi kinerja IPLC terkait masalah amonia pada efluen yang masih melebihi baku mutu dengan mengoptimalisi konsentrasi oksigen pada unit aerasi hingga 2- 4 mg/l melalui reaktor aerasi skala laboratorium. Hasil dari evaluasi IPLC adalah beban hidrolis masih memenuhi desain awal sebesar 10,7 m3/ hari, sedangkan beban organik yang masuk ke IPLC adalah 34 g/m3/hari.
Hasil penelitian dengan reaktor aerasi skala laboratorium menunjukkan optimasi dengan meningkatkan konsentrasi oksigen terlarut mampu menurunkan amonia pada hari ke-0 sebesar 77,4 mg/l dengan efisiensi penurunan hingga 70%, dengan hasil pada hari ke-14 mencapai 21,4 mg/l. Agar amonia pada efluen memenuhi baku mutu, optimasi menggunakan pengolahan tambahan seperti unit klorinasi atau penambahan unit ion exchange, dapat dijadikan sebagai salah satu pilihan pengolahan.
Hasil penelitian dengan reaktor aerasi skala laboratorium menunjukkan optimasi dengan meningkatkan konsentrasi oksigen terlarut mampu menurunkan amonia pada hari ke-0 sebesar 77,4 mg/l dengan efisiensi penurunan hingga 70%, dengan hasil pada hari ke-14 mencapai 21,4 mg/l. Agar amonia pada efluen memenuhi baku mutu, optimasi menggunakan pengolahan tambahan seperti unit klorinasi atau penambahan unit ion exchange, dapat dijadikan sebagai salah satu pilihan pengolahan.
Kata Kunci : amonia, aerasi, evaluasi, optimasi, klorinasi, ion exchange, reaktor skala laboratorium