ABSTRAK
Kekuatan dan perilaku batuan merupakan parameter yang sangat penting dalam perancangan suatu tambang, baik tambang terbuka maupun tambang bawah tanah. Kekuatan dan perilaku batuan terhadap gaya atau beban yang diterima sangat tergantung pada kondisi dari batuan tersebut. Batuan di dalam kerak bumi akan mengalami tekanan pemampatan dan temperatur yang semakin meningkat seiring bertambahnya kedalaman. Uji triaksial merupakan uji laboratorium yang dapat memprediksi kekuatan dan perilaku batuan dengan mempresentasikan kondisi lapangan sebenarnya. Peningkatan temperatur akan menurunkan kekuatan batuan dan mempengaruhi proses deformasi yang dialami contoh batuan pada uji triaksial.
Peningkatan tekanan pemampatan dan temperatur dapat menyebabkan transisi perilaku batuan dari brittle fracture menjadi ductile failure. Pada penelitian ini, uji triaksial dilakukan secara konvensional dan multitahap pada batu andesit dan batu gamping yang temperaturnya telah ditingkatkan hingga 80˚C. Uji triaksial juga dilakukan bersamaan dengan uji cepat rambat gelombang ultrasonik, dimana data cepat rambat gelombang digunakan sebagai penentu titik terminasi. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa peningkatan temperatur batuan hingga 80˚C telah menurunkan kekuatan dan meningkatkan ductility yang dialami contoh batu andesit dan batu gamping pada uji triaksial. Namun, pengaruh kombinasi peningkatan tekanan pemampatan hingga 7 MPa dan temperatur hingga 80˚C belum menyebabkan adanya transisi perilaku dari brittle fracture menjadi ductile failure untuk batu andesit dan batu gamping.
Kata kunci: triaksial, temperatur, brittle fracture, ductile failure