ABSTRAK
Karies adalah penyakit pada jaringan keras gigi yang disebabkan oleh kerja mikroorganisme pada karbohidrat yang dapat diragikan. Proses karies terdiri atas proses yang silih berganti antara proses kerusakan dan reparasi. Proses reparasi untuk mengganti mineral-mineral gigi yang larut disebut dengan remineralisasi yang dapat terjadi apabila terdapat fluor dalam jumlah memadai untuk menggantikan matriks organik gigi yang terlepas oleh proses karies (Kidd et al., 2002).
Kecamatan Asembagus merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Situbondo yang berbatasan dengan laut. Masyarakat di Kecamatan Asembagus mayoritas mengkonsumsi air minum yang berasal dari air sumur (Badan Pusat Statistik Situbondo, 2010). Air sumur di sekitar laut mendapatkan suplai air dari air tanah maupun dari resapan aliran air laut yang mengandung mineral fluor jauh lebih banyak (Azwar, 1995), sehingga masyarakat yang tinggal di daerah tersebut akan mendapatkan intake fluor lebih banyak dari air minum yang mereka konsumsi. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat karies gigi dan kadar fluor air sumur pada masyarakat di Kecamatan Asembagus, Kabupaten Situbondo.
Metode penelitian yang dilakukan adalah observasional deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai September 2011. Pemeriksaan karies gigi dan pengambilan sampel air sumur dilakukan di Kecamatan Asembagus Kabupaten Situbondo, yang terdiri dari sepuluh desa yaitu Mojosari, Kertosari, Kedunglo, Bantal, Awar-awar, Perante, Trigonco, Asembagus, Gudang, dan Wringinanom. Sampel dipilih dengan metode cluster random sampling dan didapatkan jumlah sampel sebesar 96. Sampel yang diperiksa adalah kepala keluarga yang menggunakan air sumur untuk keperluan sehari-hari, termasuk untuk minum maupun memasak. Kadar fluor air sumur tersebut diperiksa di Laboratorium Kualitas Lingkungan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa karies gigi pada masyarakat Kecamatan Asembagus Kabupaten Situbondo adalah sangat rendah dengan DMF-T sebesar 0,01. Kadar minimum fluor sebesar 0,49 ppm tergolong rendah terdapat di Desa Asembagus, kadar maksimum sebesar 10,96 ppm tergolong sangat tinggi terdapat di Desa Gudang, dan rata-rata kadar fluor keseluruhan tergolong tinggi yaitu sebesar 3,08 ppm.
Kesimpulan yang didapat adalah karies gigi masyarakat Kecamatan Asembagus yang menggunakan air sumur sebagai air minum tergolong sangat rendah (DMF-T sebesar 0,01). Rata-rata kadar fluor air sumur di Kecamatan Asembagus tergolong tinggi (3,08 ppm).