BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Metode Operasi Wanita (MOW) atau Tubektomi merupakan tindakan medis berupa penututpan tuba uterina dengan maksud tertentu untuk tidak mendapatkan keturunan dalam jangka panjang sampai seumur hidup. Kadang-kadang tindakan ini masih dapat dipulihkan seperti semula (Niken , 2012 ). Pertumbuhan penduduk Dunia tahun 2014 berkisar 7,2 miliar jiwa. Peningkatan jumlah penduduk merupakan suatu masalah yang besar bagi setiap negara (http://www.m.antarnews.com).
Negara Indonesia sebagai negara berkembang menempati urutan ke-4 di Dunia dengan jumlah penduduk 252.370.792 jiwa pada tahun 2014 dan 2015. Untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia dan ekonomi melalui internasional conference on pupulation anddevelopment (ICPD). Indonesia diharapakan dapat mengendalikan pertumbuhan penduduk melalui program keluarga berencana (http://www.BPS.go.id).
Menurut data WHO tahun 2013, sekitar 56,4% wanita di Asia Tenggara menggunakan kontrasepsi modern, seperti kondom, pil, intrauterine device (IUD), implan, atas sterilisasi (http://health.kompas.com).
Secara nasional pada tahun 2014 sebanyak 4.309.830 peserta KB baru, pencapaian tersebut ternyata masih didominasi oleh peserta KB yang menggunakan Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (Non MKJP) yaitu sebanyak 69,99% - 82,00% dari seluruh peserta KB baru, sedangkan untuk pesrta MKJP hanya sebesar 30,01%. Dari data yang diperoleh jumlah peserta KB desember 2014 sebanyak 1.012.913 peserta. KB suntik sebanyak 4. 309.830 peserta, KB Pil sebanyak 1.099.044 peserta, KB implan sebanyak 410.637 peserta, KB IUD sebanyak 293.792 peserta, kondom sebanyak 238.542 peserta, tubektomi sebanyak 63.477 peserta, dan vasektomi sebanyak 7.832 peserta (http://www.bkkbn.go.id).
Menurut Departemen kesehatan jumlah pasangan usia subur (PUS) pada tahun 2014 menjadi peserta KB aktif tercatat sebanyak 4.784.150 peserta (http://www.DepKes.go.id). Berdasarkan data yang diperoleh dari BKKBN Propinsi Sulawesi Selatan pada bulan Desember 2014 jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) sebanyak 1.387.345 (66,19%),pengguna KB secara keseluruhan berjumlah 1.012.913 peserta. yang menggunakan KB IUD sebanyak 44.653 peserta, MOW sebanyak 18.306 peserta, MOP 1.904 peserta, kondom 62.971 peserta, implant sebanyak 121.442 peserta, pil sebanyak 301.998 peserta, suntik sebanyak 461.639 peserta.
Menurut data dari BKKBN Sulawesi Selatan khususnya kota Makassar jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) pada bulan Desember 2014 sebanyak 175.164, peserta KB aktif sebanyak 123.897 peserta , pengguna IUD sebanyak 12.498 peserta, MOW sebanyak 4.204 pesrta, MOP sebanyak 659 peserta, kondom sebanyak 5.293 peserta, implant sebanyak 13.426 peserta, pil sebanyak 34.133 peserta dan suntik sebanyak 53.684 peserta (http://sulsel.bkkbn.go.id).
Berdasarkan pencatatan dan pelaporan data yang diperoleh dari Medical Record RSKD Bersalin Ibu dan Anak Siti Fatimah jumlah peserta keluarga berencana (KB) tahun 2014 sebanyak 1063 orang. pemakai KB suntik sebanyak 81 orang, KB pil sebanyak 5 orang, KB kondom sebanyak 6 orang, KB implan sebanyak 91 orang, KB IUD sebanyak 580 orang, kontrasepsi mantap (kontap) 300 orang. Dari cakupan data-data di atas akseptor MOW masih rendah dibandingkan dengan kontrasepsi lainnya, hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan masyarakat dan kurangnya sosialisasi dari pihak yang terkait.
Program Keluarga Berencana (KB) Nasional dalam lima tahun terakhir ini mengalami stagnasi membuat angka kelahiran menjadi tumbuh 2,6 % dan prevalensi pemakaian alat kontrasepsi berkisar 60%. Agar tujuan pemasangan kontrasepsi mantap (Tubektomi) yang diharapkan dapat tercapai, maka sebagai tenaga kesehatan seyogyanya memberikan pelayanan kesehatan yang memadai terutama saat sebelum pemasangan dan setelah pemasangan kontrasepsi mantab tersebut. Penyuluhan tentang kelebihan dan kekurangan pemakaian kontrasepsi mantab (kontap) sangat penting sehingga akseptor dapat menerima dan beradaptasi dengan kondisi yang dialami.