ABSTRAK
Dalam ajaran gereja Protestan memiliki 2 sakramen yaitu sakramen perjamuan kudus dan sakramen baptisan kudus. Dua sakramen ini memiliki peraturan masing-masing untuk mengikuti sakramen tersebut. Gereja protestan yang menganut ajaran Calvin menggunakan Baptisan anak untuk masuk dalam anggota gereja. Menurut Calvin Baptisan adalah sebuah tanda atau materai bagi manusia yang diangkat menjadi anak Allah dalam anggota tubuh Kristus. Gereja Masehi Injili di Timor adalah gereja yang memiliki aturan serta tata cara dalam melaksanakan baptisan kudus. Aturan yang ada dipakai menjadi patokan dalam melaksanakan sakramen baptisan. Setiap pemimpin gereja harus menggunakan aturan yang di buat dari sinode sehingga tidak melakukan baptisan sesuai kehendak sendiri. GMIT Alfa omega Labat memiliki dua orang pendeta dengan latar belakang pendidikan yang berbeda. Dalam melaksanakan Baptisan anak pada bulan Desember 2012, kedua pendeta ini berdebat tentang baptisan anak yang lahir di luar nikah. Maka muncul pertanyaan, apakah anak-anak yang lahir di luar nikah bisa di baptis atau tidak?
Dari hasil penelitian yang dilakukan dua orang pendeta ini memiliki masing-masing pemahaman tentang baptisan anak yang lahir di luar nikah: Pendeta A: Baptisan anak akan tetap di lakukan karena yang berdosa itu adalah orang tua sedangkan anak itu tidak. Mereka di hadirkan kedunia karena punya maksud tersendiri oleh Tuhan. Dalam Alkitabpun ada tertulis jangan menghalang-halangi anak itu datang kepada Ku karena merekalah yang empunya kerajaan sorga, dan kita sebagai pihak gerjapun tidak memiliki hak untuk menghakimi mereka. Kita harus membantu dan membimbing orang-orang seperti ini, karena dengan bertumbuhnya anak tersebut Tuhan juga yang akan terus bersamanya. Pendeta B: tidak bisa di lakukan disamping itu kita akan memberi peluang bagi orang tuanya untuk terus seperti itu. Baptisan anak akan dilakukan apabila kedua orang tua sudah menikah, sehingga urusan orang tua dengan Tuhan sudah selesai barulah bisa membawa anak mereka untuk di baptiskan, karena jika tidak demikian apakah anak anak baik-baik saja kedepan? Disaat orang tua seperti demikian, sulit untuk mengajrkan anak-anak dengan baik.
Dari pemahaman dua orang pendeta ini menjadi masalah dalam jemaat tersebut, jemaat bingung dengan keadaan yang seperti demikian, Sehingga dua orang pendeta ini perlu adanya pemahaman yang lebih baik tentang baptisan sehingga memiliki visi dan misi yang sama dalam membina warga gereja. Dan yang utama dua orang pendeta ini juga harus di bekali dengan aturan yang sudah di tetapkan oleh Sinode sehingga dapat membina warga gereja menjadi warga gereja yang baik dan bekerja sama mengurangi kebiasaan yang tidak sesuai dengan ajaran Tuhan.